follower

wah kemaren pas aku buka blogku ini, saya kaget sekali
karena tanpa saya sadari di dashbord blogku terpampang 2 follower.
wah aku senang sekali karena seumur-umur belum pernah tuh ada sejarahnya
blog yang aku buat dapat membuat seseorang mau jadi followernya.
Terima kasih saya ucapkan kepada teman-teman yang sudah menjadi follower di blog saya. Nanti saya usahakan agar saya juga dapatmenjadi follower di blog kalian.



salam distiwan

Gara-gara jadwal yang salah ???

Dengan semangat menggebu-gebu Tania berangkat menuju kampusnya.
Hari ini adalah hari pengambilan jadwal KRS yang tentunya akan
ditempuh pada semester kali ini yaitu semester ganjil.
“ masih jam 8 kurang “ kata Tania sambil melihat arloginya.
“ Reni, kemana sih, kok belum datang-datang. Mana kampus masih
sepi lagi “ tambahnya seraya mengambil handphonenya dari dalam saku
dan segera mengetikkan SMS untuk Reni.
Lima belas menit berlalu namun Reni masih belum menampakkan batang hidungnya juga. Akhirnya Tania memutuskan untuk menunggu Reni di Lab Internet, tempat mereka biasanya menyusun KRS.
“ Hai Tan “ sapa Reni yang tiba-tiba muncul dibelakang Tania.
“ akhirnya kamu datang juga, aku udah nunggu dari tadi neh. Yuk masuk Lab “ ajak Tania.
Mereka pun segera memasuki Lab Internet. Suasana ruangan tersebut masih sangat sepi, hanya petugas Lab saja yang berada disana sedangkan mahasiswa lainnya belum nampak satu orang pun. Tania dan Reni segera meletakkan tas di rak tas, kemudian mengambil kartu Lab masing-masing dan menyerahkannya kepada petugas untuk dicap serta tak lupa pula menuliskan nama di buku pengunjung Lab. Kemudian mereka mengambil tempat duduk di depan agar lebih nyaman.
Jam dinding masih menunjukkan pukul 08.15 pagi sehingga mereka belum membuka alamat untuk menyusun KRS. Saking asyiknya berinternet Ria, tanpa sadar ruangan Lab sudah dipenuhi mahasiswa yang lain, yang juga ingin menyusun KRS.
Tanpa sengaja Tania melihat bahwa mahasiswa lain sudah pada sibuk menginputkan mata kuliah yang akan diambil pada semester ini, padahal sekarang belum jam 09.00 ( waktu seharusnya mereka menyusun KRS).
“ Ren, mereka udah bisa KRS loh “ seru Tania panik, namun Reni dengan tenangnya membuka alamat website untuk menyusun KRS.
Wajah Tania mulai panik karena takut tidak kebagian SKS, dia pun dengan terburu-buru membuka alamat websitenya. Menginputkan username serta password yang telah diberikan sebelumnya. Dengan perasaan tidak karuan dia mulai mencentang mata kuliah yang telah ditentukan pada hari sebelumnya untuk diambil semester ini. Namun ketika dia menekan tombol “proses”, sebuah pesan pemberitahuan muncul bahwa “ maaf mata kuliah yang anda inputkan sudah penuh”. Tanpa putus asa Tania pun mencoba sekali lagi, dengan memilih mata kuliah yang masih tersedia. Namun hal serupa terjadi lagi, mata kuliah yang hendak diambilnya ternyata sudah penuh. Dia pun mencoba lagi namun hasilnya tetap sama.
Tania mulai putus asa, dia pun segera mencentang satu mata kuliah yang dianggap paling penting pada semester ini. “akhirnya berhasil juga “ kata Tania dalam hati. Dia pun melanjutkan untuk menginputkan mata kuliah lainnya, namun jadwal yang dia susun kemaren ternyata sudah pada kosong. Dengan berat hati Tania pun mencentang mata kuliah yang sejenis namun berbeda dosen serta jadwalnya.
“ kamu udah selesai ? “ Tanya Reni yang duduk disamping Tania, yang telah selesai menyusun KRSnya.
“ aku belum selesai Ren, “ jawab Tania dengan lesu.
Reni pun membantu sahabatnya itu dengan tenang. Dicocokinnya jadwal yang dia ambil dengan jadwal Tania.
“ tan, kamu belum ambil PSPL ya ? “ seru Reni yang melihat jadwal PSPL Tania masih kosong. “ aku udah ambil kok “ timbal Tania, namun ketika dia melihat jadwal yang telah diambilnya ternyata jadwal PSPL belum ada disana.
“ waduh, kok bisa tidak ada sih ? “ Tanya Tania pada dirinya sendiri yang tentu saja semakin kebingungan. Terang saja karena mata kuliah tersebut termasuk mata kuliah yang hamper setara dengan skripsi namun bisa dibilang masih setengahnya, dan kita harus memilih sendiri dosen wali yang akan membimbing kita dalam pembuatan proyek yang akan kita buat nanti.
Ditengah kepanikan Tania, tiba-tiba seorang mahasiswa yang duduk disebelahnya bertanya padanya “ mbak, ini kenapa ? “ Tanya mahasiswa tersebut. Namun karena Tania masih panik dengan KRSnya yang masih belum kelar , sehingga Tania bingung harus mendahulukan yang mana, menjelaskan tentang pertanyaan mahasiswa tersebut yang ternyata masih angkatan baru atau segera memperbaiki KRSnya. Reni yang melihat sahabatnya sedang kebingungan segera menyela “ sini, aku yang Bantu nyusun KRSmu “ katanya. Tania yang sudah sedikit agak tenang dengan pertolongan Reni akhirnya menjelaskan kepada mahasiswa baru tadi, bahwa masalah yang dihadapi mahasiswa tersebut terjadi karena kelas yang diambilnya ternyata sudah penuh sehingga dia harus menyusun KRSnya dari awal lagi, dengan mengambil mata kuliah tersebut dengan kelas yang lain.
“ wah, dosen pembimbing PSPLnya yang sama dengan aku sudah habis Tan. Tarus kamu pilih yang mana ? “ tanya Reni tiba-tiba.
“ waduh berarti kita misah donk ? “ Tanya Tania balik. “ yaa mau gimana lagi, dari pada kamu tidak ambil PSPL “ kata Reni mengingatkan.
Tania pun memutuskan untuk mengambil salah satu dosen yang disenanginya untuk jadi pembimbing PSPL. Dia pun menarik nafas lega karena mata kuliah yang dianggap paling berpengaruh sudah diambilnya. Kini dia tinggal menambahi jumlah SKS dengan mata kuliah lainnya dan tentu saja dengan bantuan Reni. Satu persatu mata kuliah dicentangnya dan akhirnya kini SKS yang diambilnya telah mencapai 21 SKS, dia pun mengecek jadwal tersebut agar tidak bentrok dengan jadwal lainnya. Ternyata tidak ada jadwal yang bentrok, penyusunan KRS yang melelahkan ini pun berakhir. Walau pun semester ini Tania akan berbeda beberapa mata kuliah dengan Reni, bahkan dosen pembimbing PSPL juga berbeda, namun dia tetap merasa bersyukur karena ketakutannya yang menduga bahwa pada semester ini dia akan kehabisan mata kuliah tidak terjadi, jumlah SKS yang ingin diambilnya pun terpenuhi. Yaa walau pun agak berbeda dengan jadwal yang disusun sebelumnya. Dia pun sadar bahwa kalau tidak ada Reni saat itu, dia mungkin tidak akan dapat menyusun KRS dengan lancar.



salam distiwan