Film 2012 , Apakah gambaran kiamat seperti itu ??



           Temen-temen pasti udah sering mendengar kata 2012 kan?
Berawal dari ramalan Mama Lauren yang menyebutkan bahwa
“akan terjadi kiamat mikro yang akan berpengaruh terhadap iklim 
dan cuaca pada tahun 2012/2013” yang di sebabkan dari 2 
sumber yang pertama adalah gempa bumi yang sangat dashyat 
dan yang kedua adalah tumbukan meteor.
         Sementara pada sistem penanggalan didalam Kalender 
Bangsa Maya / Maya Calendar yg merupakan kalender 
paling akurat sampe sekarang yg pernah ada di bumi. 
(Perhitungan Maya Calendar dari 3113 SM sampai 2012 M), 
mereka (Bangsa Maya) menyatakan pada tahun 2012, tepatnya
tanggal 21 Desember 2012,merupakan "End of Times". 
Maksud dari "End of Times" itu sendiri masih diperdebatkan 
oleh para ilmuwan, dan arkeolog.     
            Pihak Production Sony Pictures  pun tidak mau kalah,
mereka membuat film berjudul "2012" yang menceritakan
tentang perkiraan kejadian kiamat di tahun 2012 nanti  yang diadopsi
dari berbagai fakta-fakta yang telah dikemukakan dari berbagai pihak.
             Masyarakat pun tampak antusias untuk menonton film 
tersebut, ( termasuk saya tentunya, tapi belum sempat nonton seh).
" Apakah gambaran kiamat akan seperti itu ?"
Tapi tentu saja mengenai kapan terjadinya kiamat hanya Tuhan
yang tahu, mengenai desas desus yang mengatakan bahwa
kiamat akan terjadi pada tahun 2012 menurut saya itu hanya
sekedar ramalan manusia saja. Yang jelas kiamat pasti akan datang,
namun manusia tidak mengetahui dengan pasti kapan terjadinya.
            Bukankah dalam setiap agama telah diajarkan seperti itu ?
Sekarang yang terpenting bahwa kita sebagai manusia harus mempersiapkan diri.
Toh nantinya kita juga akan meninggal bukan ? Nah kalau misalnya sebelum tahun 2012 kita telah dipanggil oleh Yang Kuasa apakah kita akan memperdebatkan masalah kiamat di tahun 2012 ? Tentu saja tidak bukan?
            Kalau menurut saya pribadi sih, sebaiknya mulai sekarang kita lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, agar disaat kita meninggal nanti kita memiliki sesuatu yang bisa dibawa ke hadapan-Nya.
     
Sumber : internet

Hari Yang Tak Terduga...WHAT's Up ?

    Tanpa terasa musim ujian mulai berlalu, beberapa dosen mulai mengembalikan 
hasil-hasil ujian kepada Mahasiswa yang bersangkutan, tidak terkecuali Mira.
    Hari ini salah satu dosen Matakuliah di Kampusnya akan mengembalikan 
hasil ujian dari Matakuliah itu.
   " wah gimana ya hasil ujianku ?"  Tanyanya dalam hati  .
 Lima menit kemudian tampak seorang pria berumur 30an masuk ke dalam kelas
dengan membawa sebuah amplop berwarna coklat tua, beliau duduk di kursinya 
dan meletakkan amplop itu di atas meja.
   " apakah itu hasil ujiannya ?" Tanya Mira lagi ( masih dalam hati ).
 Keadaan kelas menjadi hening sesaat hingga sang dosen berkata
   " Saya sudah memeriksa ujian kalian dan hasilnya cukup memuaskan. 
Banyak Mahasiswa yang mendapat nilai di atas 70an bahkan ada yang 
mendapat 100, namun ada juga yang hanya mendapat 0". Jelas sang dosen.
 " Aduh, mati aku. Apakah Mahasiswa yang mendapat nilai 0 itu aku ?"
 Kemudian sang dosen pun meneruskan pembicaraannya dan menjelaskan
jawaban dari setiap soal yang diberikan pada saat ujian.
" waduh, aku salah No.1 dan No.4 juga yang nilainya mencapai 30. 
Gimana neh, kalau No.4 saja salah berarti nilai maksimal yang bisa aku 
peroleh hanya 70 ? Trus bagamaimana dengan No. yang lain".
Debat Mira dalam hati.
 Tanpa terasa tangan Mira mulai berkeringat, dadanya terasa sesak, 
seakan-akan ia tidak dapat bernapas dengan leluasa.
 " baiklah bapak akan membagikan hasil ujian kalian. Yang dipanggil 
namanya tolong maju untuk mengambil hasil ujiannya"
" Rico Hermawan...Dian Panjaita...
..
..
..
" namaku kapan dipanggil ya ? aku gak sanggup melihat hasilnya. 
  Pasti hasilnya jelek " Pikir Mira.
" Mira Kuswanto" Kata Bapaknya kemudian, yang tentu saja membuat 
jantung Mira berdegup kencang.
         Dengan perlahan-lahan Mira berjalan menuju meja sang dosen. 
Perasaan takut, gemetar, pasrah , bercampur aduk di benak Mira. 
Mira mengambil kertas ujiannya dengan tangan gemetaran. Tidak berani 
melihat langsung hasil ujiannya, Mira pun segera menutup kertas ujiannya.
          Setelah kembali ke tempat duduknya, Mira mulai membuaka kertas 
ujian itu dengan perlahan.Angka yang pertama terlihat adalah angka 0. 
" apakah aku dapat 0 " Kata Mira denga takut.
          Dengan pasrah ia pun melanjutkan membuak kertas itu, 
dan ternyata...........
" Alhamdulillah, aku dapat nilai 90 " Teriaknya dalam hati.
Perasaannya pun menjadi riang gembira, tampak jelas diwajahnya 
yang mengembangkan senyuman merekah. Senyuman Kemenangan !!



PRPL membawa bencana, mungkinkah ?

       Wah sudah lama ya blogku tercinta ini tidak pernah saya isi lagi.

Tidak terasa sudah berbulan-bulan,hehehe. Tapi mau gimana lagi, 

secara aku lagi sibuk dengan PRPL neh (PRPL ?? apa tuh ?? 

nama makanan kali yee,hehehe). 

Hmm teman-teman pasti tahu apa itu skripsi kan?? 

Nah PRPL ini ternyata sodaraan ma skripsi,hehehe. 

Jadinya PRPL bisa dibilang skripsi pendek.

Pasti pada heran kan, kenapa PRPL jadi pembawa bencana ??? 

Nah gini ceritanya ...

Semester ini aku ambil PRPL tuh, maunya sih buat Sistem Pembelajaran gitu peke C++, 

tapi ternyata ampe sekarang masih gagal mulu, hik hik...

Malah selama beberapa bulan neh aku ampe dah jarang ngeblog ria, maen FB an, dll.

Tapi emang otak pas-pasan ya tetep ja masih belum ada hasil,hik..hik..

Sekarang malah pengen buat game tebak kata kayak Kangaro tu loh,hehehe 

( masih dengan C++ tentunya). 

Hmm kira-kira ada yang bisa bantu gak ?? (jadi ceritanya pengen dibantuin neh ?? hehehe ).

Tapi gak pa pa kan lw ada yang bisa trus kita sharing gt...Biar sama-sama belajar gt...

OK smoga di pertemuan kita berikutnya, aku dah gak pusing lagi ya??hehehe

Makanya temen-temen yang rencana mau ambil skripsi atau PRPL kudu cepet2 belajar, jangan kayak aku 

yang baru belajar pas udah ambil PRPL, yah jadinya seperti ini deh,hehehe.

Makan susah...Tidur pun gak enak...( kayak penyakit ja,hehehe)

Ayo kita semangat sama-sama ya?? 

GANBATTE

follower

wah kemaren pas aku buka blogku ini, saya kaget sekali
karena tanpa saya sadari di dashbord blogku terpampang 2 follower.
wah aku senang sekali karena seumur-umur belum pernah tuh ada sejarahnya
blog yang aku buat dapat membuat seseorang mau jadi followernya.
Terima kasih saya ucapkan kepada teman-teman yang sudah menjadi follower di blog saya. Nanti saya usahakan agar saya juga dapatmenjadi follower di blog kalian.



salam distiwan

Gara-gara jadwal yang salah ???

Dengan semangat menggebu-gebu Tania berangkat menuju kampusnya.
Hari ini adalah hari pengambilan jadwal KRS yang tentunya akan
ditempuh pada semester kali ini yaitu semester ganjil.
“ masih jam 8 kurang “ kata Tania sambil melihat arloginya.
“ Reni, kemana sih, kok belum datang-datang. Mana kampus masih
sepi lagi “ tambahnya seraya mengambil handphonenya dari dalam saku
dan segera mengetikkan SMS untuk Reni.
Lima belas menit berlalu namun Reni masih belum menampakkan batang hidungnya juga. Akhirnya Tania memutuskan untuk menunggu Reni di Lab Internet, tempat mereka biasanya menyusun KRS.
“ Hai Tan “ sapa Reni yang tiba-tiba muncul dibelakang Tania.
“ akhirnya kamu datang juga, aku udah nunggu dari tadi neh. Yuk masuk Lab “ ajak Tania.
Mereka pun segera memasuki Lab Internet. Suasana ruangan tersebut masih sangat sepi, hanya petugas Lab saja yang berada disana sedangkan mahasiswa lainnya belum nampak satu orang pun. Tania dan Reni segera meletakkan tas di rak tas, kemudian mengambil kartu Lab masing-masing dan menyerahkannya kepada petugas untuk dicap serta tak lupa pula menuliskan nama di buku pengunjung Lab. Kemudian mereka mengambil tempat duduk di depan agar lebih nyaman.
Jam dinding masih menunjukkan pukul 08.15 pagi sehingga mereka belum membuka alamat untuk menyusun KRS. Saking asyiknya berinternet Ria, tanpa sadar ruangan Lab sudah dipenuhi mahasiswa yang lain, yang juga ingin menyusun KRS.
Tanpa sengaja Tania melihat bahwa mahasiswa lain sudah pada sibuk menginputkan mata kuliah yang akan diambil pada semester ini, padahal sekarang belum jam 09.00 ( waktu seharusnya mereka menyusun KRS).
“ Ren, mereka udah bisa KRS loh “ seru Tania panik, namun Reni dengan tenangnya membuka alamat website untuk menyusun KRS.
Wajah Tania mulai panik karena takut tidak kebagian SKS, dia pun dengan terburu-buru membuka alamat websitenya. Menginputkan username serta password yang telah diberikan sebelumnya. Dengan perasaan tidak karuan dia mulai mencentang mata kuliah yang telah ditentukan pada hari sebelumnya untuk diambil semester ini. Namun ketika dia menekan tombol “proses”, sebuah pesan pemberitahuan muncul bahwa “ maaf mata kuliah yang anda inputkan sudah penuh”. Tanpa putus asa Tania pun mencoba sekali lagi, dengan memilih mata kuliah yang masih tersedia. Namun hal serupa terjadi lagi, mata kuliah yang hendak diambilnya ternyata sudah penuh. Dia pun mencoba lagi namun hasilnya tetap sama.
Tania mulai putus asa, dia pun segera mencentang satu mata kuliah yang dianggap paling penting pada semester ini. “akhirnya berhasil juga “ kata Tania dalam hati. Dia pun melanjutkan untuk menginputkan mata kuliah lainnya, namun jadwal yang dia susun kemaren ternyata sudah pada kosong. Dengan berat hati Tania pun mencentang mata kuliah yang sejenis namun berbeda dosen serta jadwalnya.
“ kamu udah selesai ? “ Tanya Reni yang duduk disamping Tania, yang telah selesai menyusun KRSnya.
“ aku belum selesai Ren, “ jawab Tania dengan lesu.
Reni pun membantu sahabatnya itu dengan tenang. Dicocokinnya jadwal yang dia ambil dengan jadwal Tania.
“ tan, kamu belum ambil PSPL ya ? “ seru Reni yang melihat jadwal PSPL Tania masih kosong. “ aku udah ambil kok “ timbal Tania, namun ketika dia melihat jadwal yang telah diambilnya ternyata jadwal PSPL belum ada disana.
“ waduh, kok bisa tidak ada sih ? “ Tanya Tania pada dirinya sendiri yang tentu saja semakin kebingungan. Terang saja karena mata kuliah tersebut termasuk mata kuliah yang hamper setara dengan skripsi namun bisa dibilang masih setengahnya, dan kita harus memilih sendiri dosen wali yang akan membimbing kita dalam pembuatan proyek yang akan kita buat nanti.
Ditengah kepanikan Tania, tiba-tiba seorang mahasiswa yang duduk disebelahnya bertanya padanya “ mbak, ini kenapa ? “ Tanya mahasiswa tersebut. Namun karena Tania masih panik dengan KRSnya yang masih belum kelar , sehingga Tania bingung harus mendahulukan yang mana, menjelaskan tentang pertanyaan mahasiswa tersebut yang ternyata masih angkatan baru atau segera memperbaiki KRSnya. Reni yang melihat sahabatnya sedang kebingungan segera menyela “ sini, aku yang Bantu nyusun KRSmu “ katanya. Tania yang sudah sedikit agak tenang dengan pertolongan Reni akhirnya menjelaskan kepada mahasiswa baru tadi, bahwa masalah yang dihadapi mahasiswa tersebut terjadi karena kelas yang diambilnya ternyata sudah penuh sehingga dia harus menyusun KRSnya dari awal lagi, dengan mengambil mata kuliah tersebut dengan kelas yang lain.
“ wah, dosen pembimbing PSPLnya yang sama dengan aku sudah habis Tan. Tarus kamu pilih yang mana ? “ tanya Reni tiba-tiba.
“ waduh berarti kita misah donk ? “ Tanya Tania balik. “ yaa mau gimana lagi, dari pada kamu tidak ambil PSPL “ kata Reni mengingatkan.
Tania pun memutuskan untuk mengambil salah satu dosen yang disenanginya untuk jadi pembimbing PSPL. Dia pun menarik nafas lega karena mata kuliah yang dianggap paling berpengaruh sudah diambilnya. Kini dia tinggal menambahi jumlah SKS dengan mata kuliah lainnya dan tentu saja dengan bantuan Reni. Satu persatu mata kuliah dicentangnya dan akhirnya kini SKS yang diambilnya telah mencapai 21 SKS, dia pun mengecek jadwal tersebut agar tidak bentrok dengan jadwal lainnya. Ternyata tidak ada jadwal yang bentrok, penyusunan KRS yang melelahkan ini pun berakhir. Walau pun semester ini Tania akan berbeda beberapa mata kuliah dengan Reni, bahkan dosen pembimbing PSPL juga berbeda, namun dia tetap merasa bersyukur karena ketakutannya yang menduga bahwa pada semester ini dia akan kehabisan mata kuliah tidak terjadi, jumlah SKS yang ingin diambilnya pun terpenuhi. Yaa walau pun agak berbeda dengan jadwal yang disusun sebelumnya. Dia pun sadar bahwa kalau tidak ada Reni saat itu, dia mungkin tidak akan dapat menyusun KRS dengan lancar.



salam distiwan



cerpen : Ayahku…...pahlawanku...

Assalamu alaikum..” terdengar sebuah suara sambil mengetuk pintu sebuah rumah.
Rumah yang beratapkan seng dan berdindingkan semen berwarna biru yang terletak
sebelah kiri jalan. “ waalaikum salam warohmatullahi wabarakatuh, “ jawab seorang
wanita dari dalam rumah, yang ternyata adalah nyonya rumah tersebut. “
"wah, bapak sudah pulang . kok malam sekali pak ? “ tanya wanita tersebut kepada
sosok pria yang jangkung berkulit kecolatan dan lumayan tampan itu. “ maaf, bu.
Tadi ada rapat tiba-tiba dan baru saja selesai “ jawab pria tersebut .
seorang anak segera berlari keluar dari kamarnya ketika mendengar pembicaraan
ayah dan ibunya . Seorang anak perempuan berusia 5 tahun yang mengenakan baju
berwarna hijau kotak-kotak yang terlihat sangat manis jika tersenyum.
Anak perempuan yang bernama Tia itu, segera memeluk ayahnya dengan sangat erat dan berkata “ ayah, terang bulan pesananku mana ? “ Tanya anak tersebut. “
"maaf ya nak, ayah lupa. Apalagi ini sudah malam, belinya besok saja ya ? “ kata bapak
itu dengan ramah kepada anak tercintanya. “ "gak mau, Tia maunya sekarang “ kata anak itu sambil merengek rengek.
Melihat anak kesayangannya yang terlihat sangat sedih karena tidak mendapatkan apa yang diinginkannya, akhirnya sang bapak pun dengan segera mengeluarkan motornya kembali,
sambil berkata “ Tia, jangan menangis lagi ya ? ayah akan membelikan terang bulan buat Tia “ kata sang ayah dengan senyum hangat kepada anaknya.
Dengan tubuh sempoyongan karena lelah, bapak itu mulai menyalakan motornya.
Udara malam yang sangat dingin mulai terasa ditubuhnya, seolah sedang menertawakan
dirinya yang tak berdaya ketika melihat air mata buah hatinya itu. Ia mengendarai
motornya menuju suatu tempat yang biasanya menjual terang bulan, namun nihil
usahanya sia-sia karena sekarang sudah pukul 10 malam, jadi wajar saja jika warung
tersebut sudah tutup.
Kemudian ia melanjutkan perjalanannya menuju ke tampat lainnya, sambil berdoa
agar tempat itu masih terbuka. Seperti warung sebelumnya, warung ini pun juga tidak
menampakkan adanya kehidupan, sudah kosong melompong hanya tersisa sampah-sampah
berserakan dimana-mana.
Bapak itu mulai putus asa, dalam ingatannya hanya tersisa satu tempat lagi.
Apakah warung tersebut juga sudah tutup ? pikirnya. Namun mengingat wajah bahagia
sang anak tercinta bila ia datang membawa pesanannya, membuat semangatnya tumbuh lagi.
Dengan semangat yang menggebu-gebu ia pun menancap gas dan menaikkan kecepatan motornya,
berharap agar ia tidak terlambat tiba disana. Bapak itu, menancapkan gas hingga spidometer menunjukkan angka 110. kecepatan yang sungguh berani dimalam yang gelap dan terlihat sunyi ini.
Dari kejauhan dia melihat bahwa warung terakhir yang menjadi harapannya masih terbuka, ia pun segera menuju kesana. “ "pak, beli terang bulannya satu “ kata sang bapak ketika telah
tiba diwarung itu. “"ini pak “ kata si penjual sambil menyerahkan terang bulan itu kepadanya.

Perasaannya menjadi sangat senang, terbayang olehnya wajah bahagia Tia ketika melihat dirinya datang dengan membawa terang bulan itu. Dengan semangat 45 ia pun mulai menyalakan motornya lagi dan mulai menancapkan gas. Selama perjalanan pulang ia terus membayangkan wajah senang Tia ketika menikmati terang bulan itu, yang membuat ia semakin bersemangat hingga tanpa sadar tangannya menambah kecepatan motornya menjadi maksimum. Udara malam yang sangat dingin pun mulai menyelimuti seluruh tubuh sang ayah, namun tak ada artinya lagi kini dia hanya berpikir untuk segera tiba di rumah dan memberikan terang bulan ini kepada anaknya.
Saking senangnya memikirkan hal tersebut, dia tidak menyadari bahwa……..” brak….” tabrakan pun terjadi. Pandangannya nanar, tatapan kosong melompong, darah bercucuran dari tangan dan kaki , tubuhnya terdiam kaku, entah karena kedinginan atau kah karena kesadarannya mulai hilang ?? Entahlah aku tak tahu… ? .
Suara raungan motor yang tergeletak tidak begitu jauh darinya mulai semakin samar terdengar ditelinga…” "apakah anda tidak apa-apa ? “ terdengar suara seseorang yang semakin lama semakin jelas. Ketika ia membuka mata tampaklah wajah-wajah yang tidak dikenalinya sama sekali sedang mengerumuni dirinya. Kesadaran sang bapak mulai pulih, ia pun segera menegakkan badannya. Tanpa memperdulikan perkataan orang-orang yang mencemaskan keadaannya saat itu, ia malah memungguti terang bulan yang kini berceceran di tanah. Satu demi satu kue tersebut ia masukkan ke dalam kantong plastik . Tentu saja hal ini membuat siapa saja yang melihatnya menjadi heran bukan ? mengapa tidak, disaat ia mulai sadar kembali, dengan sisa-sisa tenaga dan tubuh yang sempoyongan, dia malah memungguti kue tersebut. Sungguh sesuatu yang diluar dugaan. “
"pak, sebaiknya anda ke rumah sakit saja ? apa perlu saya menelpon ambulance ?“ tanya seorang pemuda yang sedang memberdirikan motor sang bapak. “ "tidak perlu nak, saya akan ke rumah sakit sendiri “ "jawab sang bapak ketika ia telah selesai mengumpulkan kue-kue yang berserakan tadi.

Dengan mantap ia menyalakan kendaraannya lagi, namun kali ini dia hanya melajukan motornya dengan kecepatan 20. Ia hendak menuju ke rumah sakit. Sekitar 15 menit kemudian….” Apa yang terjadi pak ? “ tanya seorang dokter dengan nada khawatir . “ ah ini.. tadi saya kecelakaan “ jawab sang bapak sambil nyengir. “ "sepertinya luka-luka ini perlu dijahit, saya ambil obat bius dulu “ "kata sang dokter seraya mengambil sebuah suntik dari dalam lemari.
Tak lama kemudian sang dokter pun menyuntikkan obat bius tersebut, namun apa yang terjadi ? obat itu ternyata tidak berpengaruh sama sekali kepada sang bapak. Sekali lagi dokter menyuntikkan obat yang sama, namun nihil tidak menghasilkan apa-apa. "“ langsung dijahit saja dok “" kata bapak tersebut karena dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan anaknya.
Setelah selesai dijahit, sang bapak pun pamit kepada si dokter dan tanpa menunggu lama-lama lagi, dengan masih dalam pengaruh obat bius , ia pun menancapkan gas motor bebeknya menuju rumah. Kira-kira 15 menit berlalu, ia pun tiba di rumah tercinta. “
"ayah…..ayah..” teriak Tia dengan riang gembira ketika melihat sang ayah. Dengan tampang yang lugu tanpa mengetahui tentang kecelakaan itu, Tia pun segera mengambil kantong plastik berwarna hitam yang tergantung di motor. Senyum bahagia terpancar dari wajahnya disaat Tia mulai memasukkan kue terang bulan yang telah dibelikan dengan penuh pengorbanan dirinya. Baginya kecelakaan yang baru saja dialaminya tak berarti apa-apa bila dibandingkan dengan senyuman manis yang ia dapatkan dari bibir mungil putri semata wayangnya itu. Sungguh ayahku….pahlawanku….!!! mungkin itu adalah kata-kata yang akan terucap dari bibir sang buah hatinya ketika ia beranjak dewasa………


salam distiwan

cerpen : Dongeng sebelum tidur

Dahulu kala hiduplah seorang penyihir yang menurut desas desusnya sangat jahat. Dia tinggal di tengah hutan Nangroe, yang terkenal sangat menakutkan dan siapa pun yang pernah masuk ke sana pasti tidak akan bisa kembali lagi. Alkisah di desa Antara yang letaknya tidak begitu jauh dari hutan tersebut, hiduplah seorang pemuda yang baik hati. Namun dia memiliki tubuh yang sangat mungil, seperti besarnya tubuh para kurcaci. Diusianya yang kini genap 20 tahun dia tetap saja memiliki tubuh yang mungil itu. Bagi masyarakat sekitar dia diberi julukan SI MUNGIL . Kedua orang tua si mungil sangat prihatin dengan keadaan anaknya yang hingga saat ini belum mendapatkan pendamping hidup. Para gadis yang tinggal di desa itu pun tidak ada yang mau berteman dengannya. Jangankan ngobrol, berpapasan saja dengan si mungil ini saja mereka tidak mau, mereka pasti akan langsung kabur. Suatu hari desa tersebut dilanda musim kemarau panjang. Semua tanaman para penduduk dalam sekejab mengering, air di sungai pun sudah mulai habis. Para penduduk sangat menderita, banyak korban jiwa jatuh dimana-mana karena kelaparan, kehausan serta kekeringan. Untuk mendapatkan seteguk air di sungai saja harus membutuhkan tenaga yang sangat besar, sebab seringkali terjadi perkelahian dalam memperebutkan air-air terakhir yang tersisa di sana. Seorang penduduk bahkan menyarankan agar mereka mengambil air dari danau yang terdapat di tengah hutan Nangroe, namun karena di sana tinggal penyihir jahat dan setiap penduduk yang pernah masuk ke sana tidak pernah keluar lagi, maka mereka pun mengurungkan niatnya. Suatu hari ibu si mungil mulai sakit, karena dia kekurangan air. Si mungil bingung harus bagaimana. Mau mengambil dari sungai, tapi takut nantinya dia malah tewas karena kalah pada pertikaian dalam memperebutkan air di sana. Tiba-tiba terlintas dalam benak si mungil untuk mengambil air di danau dihutan Nangroe itu. Dia benar-benar seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya. Keesokan harinya dia pun berangkat ke hutan itu, sepanjang perjalanan kesana, dia mendapat berbagai hinaan dan cacian dari para penduduk desa, karena menurut mereka mana mungkin si mungil ini dapat kembali lagi ke desa. “ hey, kau mau cari mati ya??” teriak seorang penduduk. “wah, ada yang sok-sok jadi pahlawan neh “timpal penduduk lainnya. Serta berbagai perkataan lainnya yang dilontarkan oleh setiap penduduk yang bertemu dengannya. Tapi si mungil tidak patah semangat, baginya kesehatan ibunya lebih penting dari apapun juga. Maka si mungil pun melanjutkan perjalanannya untuk masuk ke hutan itu. Tidak seperti yang dikatakan oleh para penduduk lainnya, ternyata hutan tersebut hanya seperti hutan-hutan lainnya. Dimana banyak pohon-pohon besar tumbuh di dalamnya, juga dengan hewan-hewan yang hidup disana. Tiba-tiba dia menghentikan langkahnya ketika dia tiba di depan sebuah danau yang airnya sangat jernih. Dia pun meminum air danau itu. “hmm sungguh nikmat air danau ini “ katanya dalam hati. Namun tiba-tiba dari dalam danau muncullah seekor ikan aneh yang ukurannya sangat besar. Dia hanya memiliki satu mata berwarna merah didahinya. Dan ikan tersebut tidak memiliki sirip sama sekali. Tubuhnya sangat halus dan berkilauan. Ikan itu pun mendekat ke arah si mungil. “ siapa kau? Berani-berani kau meminum air danauku ini “ kata sang ikan. “maafkan saya. Sudah lama saya tidak merasakan air seenak ini., karena saat ini didesa saya sedang dilanda musim kemarau panjang “ kata si mungil ketakutan. “terus mengapa kamu dating ke hutan ini? Bukankah telah tersiar di desamu bahwa hutan ini tidak boleh dimasuki ?”Tanya sang ikan lagi. “ saya cuma mau mengambil sedikit air dari danau ini, untuk menyembuhkan ibu saya yang sedang sakit karena sudah terlalu lama dia tidak merasakan air yang segar. “jelas si mungil. “ baiklah kalau begitu kamu boleh mengambil air dari danau ini, tapi ingat ambillah seperlunya saja “ kata sang ikan yang tiba-tiba masuk kembali ke dalam danau itu. Si mungil pun mengambil air danau itu dan measukkannya ke dalam sebuah botol kecil. Kemudian dia pun meninggalkan danau itu dan hendak pulang ke rumahnya. Namun ditengah perjalanan, dia melihat ada seorang nenek tua yang sedang membawa sekeranjang buah apel ditangannya. Terlihat nenek itu sangat kesulitan dalam membawanya. Dengan sigap si mungil pun segera mengambil keranjang tersebut. “nek, saya Bantu ya mengangkatnya ?” pinta si mungil. “iya cu “kata nenek itu yang kemudian menunjukkan rumahnya dengan telunjuknya ke arah sebuah gubuk yang terbuat dari mutiara. “waw, indah sekali. “kata si mungil. Sang nenek cuma tertawa terkekeh-kekeh. Mereka pun menuju kesana, setibanya digubuk itu si mungil pamit untuk pulang. Namun si nenek tiba-tiba berkata “ apakah kau tidak mau merasakan bagaimana rasanya tinggal di dalam gubuk nenek ini untuk sementara waktu ? “Tanya nenek tua itu. “ terima kasih atas tawaran nenek, tapi saya harus segera membawa air ini untuk ibu saya nek, karena ibu saya sangat membutuhkan air ini “ kata si mungil. Si mungil pun membalikkan badannya dan hendak pergi meninggalkan sang nenek, namun tiba-tiba sang nenek terjatuh ke tanah “ aduh..” kata si nenek. “nenek tidak apa-apa ? “Tanya si mungil kepada sang nenek. “nenek tidak apa-apa cu, kamu pulang saja “ kata si nenek yang langsung berdiri dan hendak masuk ke gubuknya. “ nek, biar kan saya memasakkan nenek sesuatu di dalam sebelum saya pulang. Itu pun jika nenek tidak keberatan ?” Tanya si mungil. “ iya tidak apa-apa nak “ kata si nenek yang mempersilahkan si mungil masuk. Begitu mereka masuk ke gubuk itu, si mungil melihat suatu ruangan lapang yang sangat luas, tidak sesuai dengan besar dari gubuk itu bila dilihat dari luar. Disisi-sisi ruangan itu terdapat banyak sekali pintu berwarna-warni yang masing-masing terbuat dari bahan-bahan yang berbeda, ada yang terbuat dari emas, batu rubi,berlian,keramik,bahkan ada salah satu pintu yang terbuat dari kue. Wah pintu-pintu yang sangat membingungkan. Sejenak si mungil sempat berpikir untuk memasuki pintu yang paling membuat penasaran, yaitu pintu dari bahan kue tersebut. “kira-kira apa ya isi didalamnya ?”tanyanya dalam hati. “bagaimana dengan rumah nenek ini, nak??bagus bukan? Apa kau berkeinginan untuk tinggal lebih lama ?”Tanya nenek itu. “iya, saya mau sekali, nek “jawab si mungil dengan cepat. “eh, tapi saya harus segera pulang ke rumah, karena ibu saya pasti sudah khawatir dan sangat membutuhkan air ini “kata si mungil lagi dengan raut wajah sedih. “tapi saya tetap akan menepati janji saya untuk memasakkan sesuatu buat nenek, hmm enaknya masak apa ya ?” gumamnya. Tiba-tiba dia mendapatkan ide untuk memasakkan sang nenek kue apel dan kebetulan nenek juga sudah memiliki apaelnya kan??” Tanya si mungil. “iya, nenek juga punya tepung dan bahan-bahan untuk membuat kue lainnya “kata si nenek. “tapi, dimana saya dapat membuatnya ? di ruangan ini tidak ada apa-apa, cuma hanya ada pintu-pintu saja “kata si mungil bingung. “itu di tengah ruangan ada oven dan bahan-bahan untuk membuat kuenya “kata si nenek sambil menunjukkan tungku dan sebuah meja yang di atasnya terdapat bermacam-macam bahan untuk membuat kue. “tapi…tadi kan tidak ada apa-apa disana, nek??”Tanya si mungil heran. “ah, kau pasti tidak memperhatikannya saja nak . ayo kita masak bersama kuenya “kata si nenek sambil menuju meja itu dengan membawa keranjang apelnya. “tapi aku yakin, tadi meja itu tidak ada di sana “kata si mungil dalam hati. “tapi sudahlah mungkin memang hanya perasaanku saja “katanya yang juga dalam hati. Kemudian si mungil pun menyusul sang nenek ke meja itu dan mulai membuat adonan untuk kue apel mereka.
Tiga puluh menit kemudian kue apel pun jadi. Kemudian sang nenek pun mengajak si mungil untuk masuk ke pintu yang telah membuat dia penasaran, yaitu pintu dari bahan kue. Di sana sudah tersedia sebuah meja bundar dan dua buah kursi yang juga berbentuk bundar dan terbuat dari kue. Dinding ruangan itu pun semuanya juga terbuat dari kue, “waw, pasti rasanya enak sekali “ kata si mungil dalam hati. “ayo, kita duduk disana sambil menikmati kue yang kita buat tadi “ kata si nenek yang segera menuju ke kursi yang terbuat dari kue itu, diikuti si mungil. Mereka pun menikmati kue tersebut dengan riang gembira. Setelah kue tersebut habis, si nenek menyuruh si mungil untuk mencicipi kursi yang terbuat dari kue itu, yang sekarang sedang dia duduki. Tanpa menunng lama-lama lagi si mungil pun mengambil sepotong dari kursi itu. “enak sekali,nek “katanya ketika mencicipi kue tersebut. “tapi kok bisa ya ? saya duduk di atas kue yang lembut ini, dan kue ini juga tidak melengket dipakaian saya “kata si mungil dengan keheranan. “ itu karena kue itu akan menjadi lembut ketika dimakan dan menjadi keras ketika diduduki” jawab si nenek. “ o iya nek , kalu saya boleh nanya. Apakah nenek tidak takut tinggal di hutan ini ? bukankah di hutan ini terdapat seorang penyihir yang sangat jahat ? “Tanya si mungil . “ apakah nenek tidak kelihatan seperti seorang penyihir nak? “ Tanya si nenek yang tiba-tiba berubah menjadi penyihir yang telah mengenakan seragam kebesarannya berwarna hitam dan menggunakan topi kerucut dengan memegang sebuah sapu terbang. “hi…hi..hi…”ketawa sang nenek bergema dimana-mana. Si mungil pun ketakutan, dia bingung harus berbuat apa-apa. Tapi tubuhnya secara tidak sadar segera berdiri dan berlari kea rah pintu, namun sebelum dia berhasil meraih gagang pintu itu si nenek langsung menyihir pintu itu, dan dalam sekejap pintu tersebut pun hilang. “ kau tidak perlu takut kepadaku nak. Kau memang seorang pemuda yang baik, dalam keadaan senang pun kau selalu mengingat orang-orang yang kau sayangi. Tidak seperti orang-orang yang telah dating ke rumah nenek sebelumnya, mereka terlalu serakah dan ingin memiliki semua mutiara, emas , berlian dan hal-hal yang menarik di dalam rumah ini, tapi karena kelakuan mereka itu, kini mereka menerima ganjarannya. Mereka dikutuk menjadi beberapa pintu yang ada di rumah ini. “jelas sang penyihir itu. “ o iya nek, apa aku boleh minta satu hal ?” Tanya si mungil. “ apa nak ?” Tanya si nenek. “ begini nek, desa saya sedang dilanda musim kemarau dan saat ini para penduduk sedang kekurangan air, apakah nenek punya cara untuk mengatasi kemarau tersebut? Saya memang sudah mendapatkan air buat ibu saya, tapi para penduduk yang lain pasti juga sangat membutuhkan air. Apakah nenek punya jalan keluarnya? ” pinta si mungil. “maaf nak, nenek tidak bisa membantu. Hanya ada satu cara untuk menghilangkan kemarau tersebut. Kau harus masuk ke negeri kebaikan, disana kau harus melakukan kebaikan terhadap apapun yang menurutmu benar . Jika sekali saja kau berbuat kejahatan atau serakah, maka kau tidak akan pernah bisa keluar dari sana. kau harus menemukan kristal cahaya dan setiap kebaikan yang kau lakukan akan menuntunmu kesana. Dengan kristal itu desamu akan kembali makmur lagi“jelas sang nenek. “ saya mau pergi kesana, nek. Lalu bagaimana saya dapat kesana ?” Tanya si mungil. “mari ikut nenek “kata si nenek yang segera keluar dari ruangan kue itu dan menuju ke sebuah pintu yang terbuat dari emas, ketika masuk ke dalam pintu itu, di dalamnya terdapat tiga pintu lagi. Yang pertama adalah pintu yang terbuat dari perak, yang kedua terbuat dari permata dan yang terakhir hanya terbuat dari bamboo. “ ayo pilihlah pintu yang kau suka. Ingatlah kau tidak boleh serakah. “kata si nenek mengingatkan. “saya pilih yang pintu dari bamboo ini saja nek “kata si mungil kemudian. “kenapa kamu pilih pintu itu ? bukankah pintu itu yang paling jelek diantara pintu lainnya ? “Tanya si nenek. “ saya tidak pantas untuk masuk ke pintu yang lainnya nek “ kata si mungil. “baiklah kau masuklah ke pintu itu “ kata nenek. Si mungil pun memasuki pintu yang dipilihnya tadi. Setelah menutup pintu itu kembali, tiba-tiba saja pintu itu menghilang. Kini dia berada dalam suatu jalan yang tidak terlihat ujungnya sama sekali. Dia pun melanjutkan perjalanannya. Tiba-tiba dia mendengar suara seorang anak yang sedang menangis, dan dia pun mengikuti arah suara tersebut dan tiba di sebuah persimpangan jalan. Disana terdapat seorang anak yang sedang menangis. “kamu kenapa dek ?” Tanya si mungil. “ saya ingin mengambil buah lamon itu, tetapi saya tidak bisa memanjatnya, huuuu…huuuuu..” kata anak itu sambil mengancungkan telunjuknya ke arah sebuah pohon besar yang sangat tinggi sekali dan di ranting yang paling atas terdapat buah berbentuk boneka teddy bear tergantung disana. “ baiklah kakak akan membantu kamu untuk mengambilnya “ kata si mungil yang segera mendekat ke pohon itu. Pohon itu sangat besar sekali, dia tidak tahu bagaimana cara untuk menaikinya. Namun dia tetap mencoba untuk memanjatnya, disaat dia menyentuh batang pohon itu, tiba-tiba saja buah berbentuk tedy beard tadi berjatuhan ke tanah. “ apa yang terjadi ? “katanya dalam hati. “ tapi sudahlah, lebih baik saya mengumpulkan buah-buah ini. “ kata si mungil yang segera mengumpulkan buah-buah itu ke dalam keranjang yang terdapat disamping pohon tersebut. Kemudian dia mengantarkan buah-buah itu kepada anak kecil yang menangis tadi. “ini dek buahnya “ kata si mungil sambil menyerahkan keranjang yang telah berisi dengan buah. “terima kasih kak, ini satu buat kakak “ kata anak itu yang kemudian memberikan sebuah buah kepada si mungil. Kemudian si mungil pun melanjutkan perjalanannya , tiba-tiba ia melihat seorang ibu tua sedang terjatuh ditengah jalan. Dia pun segera menghampirinya dan membantunya berdiri. “ ibu kenapa ? “Tanya si mungil . “ibu sudah tiga hari ini tidak makan ,nak. Ibu sangat kelaparan. “ kata ibu itu. “ ini bu, saya punya buah. Ini buat ibu saja “kata si mungil. “ tapi apakah kau tidak ingin memakannya ? “ Tanya ibu itu. Secara tiba-tiba perut si mungil terasa sangat lapar, ketika dia melihat buah yang dipegangnya dimenjadi semakin lapar dan ingin memakannya, tapi.. “ ini buat ibu saja . ibu lebih membutuhkannya “ kata si mungil sambil memberikan buah tersebut. “kau benar-benar seorang pemuda yang baik. “kata ibu itu. “ini ambillah kunci ini buat kenang-kenangan “kata ibu itu yang langsung meninggalkan si mungil. Kemudian si mungil melanjutkan perjalanannya lagi dan kini dia berada disebuah jalan yang sangat sempit dan disebelah kirinya terdapat jurang. “tolong….”kata sebuah suara dari dekat jurang itu. Dia pun mencari asal suara itu, ternyata ada seorang gadis cantik yang hampir jatuh ke jurang. Dengan cepat dia menarik tangan gadis itu dan menolongnya naik ke atas. Namun begitu gadis tersebut berhasil naik tiba-tiba tanah tempat si mungil berpijak tiba-tiba longsor, hingga membuat dia terjatuh ke jurang. “ apakah aku akan mati ? “tanyanya dalam hati disaat-saat terakhirnya. “ hey, bangunlah “ kata sebuah suara yang tiba-tiba menyadarkan dirinya. Saat dia membuka matanya dia melihat gadis yang ditolongnya sudah berada dihadapannya. “ kau benar-benar pemuda yang baik. Aku tahu kau kesini untuk mencari kristal cahaya ini kan ? “ Tanya si gadis sambil memperlihatkan sebuah kristal yang mengeluarkan cahaya putih yang menyilaukan. Ketika si mungil mengambil kristal itu, tiba-tiba didepan mereka berdua muncul sebuah pintu. “itu adalah pintu keluarnya “kata sang gadis . kemudian si mungil pun membuka pintu tersebut dengan kunci yang didapatkan dari ibu yang kelaparan itu dan begitu dia masuk ke pintu itu, dia tiba di rumahnya. “ mungil, lemparlah kristal itu ke sungai di desamu, maka musim kemarau pun akan berakhir “ kata sebuah suara. Kemudian ia segera mencari ibunya dan mengatakan bahwa dia telah menemukan cara agar desa ini tidak kekeringan lagi. Bersama ibu dan ayahnya ,dia pergi ke sungai. Ternyata disana telah berkumpul para penduduk yang telah menunggu kedatangan si mungil. Kabar mengenai ia telah menemukan cara desa ini keluar dari musim kemarau panjang, tenyata telah tersiar ke penjuru desa. “ apakah benar kau telah menemukan cara menghilangkan kemarau ini ? “Tanya seorang penduduk. “ah tidak mungkin “kata penduduk yang lainnya. Tapi si mungil tidak memperdulikan perkataan para penduduk dia malah berjalan mendekati sungai dan melemparkan kristal cahaya itu ke sungai. Tapi tidak terjadi apa-apa disana. “ dasar pembohong “ kata para penduduk itu serempak. Mereka pun segera meninggalkan si mungil beserta keluarga nya. Namun tiba-tiba ada seorang anak kecil yang berteriak, “ lihat, air sungai mulai muncul “kata anak itu beberapa saat kemudian. Lambat laun air itu pun semakin banyak dan para penduduk pun mengucapkan banyak terima kasih kepada si mungil.

salam distiwan

Kekhawatiran seorang gadis

Masih ingat tidak dengan cerita tentang Rio dan Sinta tempo hari??? Nah kali ini sekolah mereka mengadakan pembagian kelas dan ternyata mereka berdua berpisah kelas. Sementara Rio mulai memiliki banyak fans akibat kemampuannya. Nah bagaimanakah kelanjutan kisah mereka berdua ?? Hmm penasaran ?? baca saja lanjutan ceritanya berikut ini..

Ujian kenaikan kelas baru saja mereka lewati, seperti biasa Sinta selalu saja mendapat nilai yang tidak memuaskan. Sementara Rio berhasil meraih juara umum di antara semua siswa dalam sekolah itu. Dibidang olahraga pun dia sangat bisa diandalkan , semenjak kehadiran Rio SMA 1 banyak meraih berbagai penghargaan. Juara 1 dalam kejuaran basket seProvinsi, meraih pila perak kejuaraan bulu tangkis antar sekolah, bahkan dia sampai meraih piala emas dalam pertandingan taekwondo tingkat nasional. Wah sungguh mengagumkan. Tidak salah donk kalau saat ini Rio menjadi pusat perhatian para siswi SMAN 1 ini. Tidak jarang banyak siswi yang menunggu Rio dikala jam istirahat untuk sekedar menyapa dengan alasan memberikan makan siang lah, apalah. Ya pokoknya hal itu membuat Siska menjadi kesal tiap harinya. Tidak terkecuali hari ini, tepatnya jam istirahat siang para siswi sudah ngantri di depan pintu kelas sambil menunggu Rio keluar. Namun ada seorang cewek yang dengan nekat langsung masuk kedalam kelas,sepertinya dia anak kelas 3. Ketika melihat Rio yang sedang berbincang-bincang dengan Sinta, dia cuek saja dan malah menarik Sinta dari bangkunya hingga ia terjatuh ke lantai. “Rio, ini makanan yang khusus aku buatkan untukmu”kata cewek itu dengan manis kepada Rio sambil menyerahkan kotak makan siang yang ada ditangannya kepada Rio. Setelah memberikan makanan itu, cewek tersebut segera meninggalkan Rio dengan tersenyum. Ketika cewek itu sudah pergi, Rio pun membantu Sinta untuk berdiri. “sudahlah gak usah bantu aku, aku bisa berdiri sendiri koq”kata Sinta geram sambil segera menepis tangan Rio yang hendak membantunya tadi. “kau kenapa ? koq jadi jutek lagi sama aku ?” Tanya Rio. “ pikir saja sendiri “ kata Sinta yang langsung meninggalkan Rio seorang diri. “ ada apa sih dengan anak itu. Akhir-akhir ini kok jadi sensi banget “ kata Rio dalam hati. “ wah, wah bertengkar lagi dengan Sinta ya ?” Tanya seorang cowok yang juga sekelas dengannya. “ ah ini neh, saya juga bingung , rido “kata Rio kepada temannya yang ternyata bernama Rido. “ wah kamu ini benar-benar gak tahu atau pura-pura gak tahu ? “Tanya si rido sambil nyengir dan menyenggol lengan Rio dengan sikunya. “ apa sih ! aku benar-benar tidak mengerti. Akhir-akhir ini Sinta jadi sering marah-marah. Aku bingung “ kata Rio dengan lugunya. “ Sinta itu sedang cemburu karena akhir-akhir ini kau kan jadi idola di sekolah ini. Apa kau tidak memperhatikan wajahnya tadi ketika melihat cewek itu memberi makanan padamu ? kan sudah keliatan jelas kalau dia tidak menyukainya “ jelas Rido. “ apa ? cemburu ? masak sih, tapi kok marahnya sama aku sih ? kan yang salah yang memberikan aku makanan bukan aku ? lagian aku kan cuma menerima makanan itu saja, kan gak ngapa-ngapain ? “ Tanya Rio yang juga masih tidak mengerti. “ ah, terserah kau sajalah. Tapi bagi seorang cewek itu sangat menjengkelkan, kalau kau seperti ini terus kau akan terus kena marah oleh Sinta, hahaha “ kata Rido yang segera berlari keluar kelas. “ ah, masak sih Sinta cemburu ? bukannya dia itu orangnya cuek banget dalam segala hal ? mungkin dia cuma lagi BT aja akhir-akhir ini. “ kata Rio. “ teeet…teeet….bel masuk berbunyi, semua siswa pun memasuki kelas kembali , begitu juga dengan Sinta. Tapi wajahnya masih saja terlihat seperti sedang kesal, sehingga Rio tidak berani menegurnya. Wali kelas mereka tiba-tiba memasuki kelas. Para siswa nampak keheranan karena jarang-jarang wali kelas mereka itu masuk kelas kecuali ada pengumuman penting. “ anak-anak tolong diam sebentar. Bapak punya berita penting buat kalian. Hari ini akan diadakan pembagian kelas bagi kalian. Kalian kan baru saja melewati ujian akhir kenaikan kelas ke kelas 2. nah berdasarkan peraturan dari pemerintah satu kelas hanya diperbolehkan untuk ditempati 25 orang saja, jadi kelas ini yang berjumlah 50 siswa akan dibagi menjadi dua ruang kelas , sebagian akan masuk ke kelas 2B dan sebagian lagi akan masuk ke kelas 2A. bapak akan membagikan amplop-amplop ini, yang didalamnya tertulis di kelas mana kalian akan mulai belajar besok. “ kata wali kelas mereka yang kemudian membagikan amplop-amplop itu kepada setiap siswa. “ semoga aku bisa sekelas lagi dengan Rio “pinta Sinta dalam hati. Begitu dia membuka isi dari amplop tersebut, disana tertera 2B . kira-kira Rio dapat kelas apa ya ? “ baiklah sekarang tolong angkat tangan bagi yang mendapat kelas 2B, karena bapak akan mencatat nama-namanya “ kata wali kelas mereka seraya mengeluarkan selembar kertas dari kantong celananya. Kemudian para siswa dan siswi yang mendapat tulisan 2B di dalam amplopnya pun segera mengangkat tangannya satu per satu, tidak terkecuali Sinta. Dia pun melirik ke arah Rio dan berharap kalau Rio juga mengangkat tangannya. Namun saying seribu sayang, ternyata Rio tidak mengangkat tangannya dan berarti selama kelas dua ini mereka tidak akan bisa terus bersama. “ baiklah kalian sudah tahu dimana kelas kalian berada kan ? mulai besok kalian harus masuk ke kelas masing-masing. Hari ini kalian boleh langsung pulang ke rumah “ jelas wali kelas yang langsung meninggalkan para siswa. “ Sin, kita pulang bareng ya ? ada yang mau aku tanyakan “ pinta Rio. “ boleh-boleh aja sih” kata Siska agak cuek. Lima belas menit kemudian mereka pun sudah berada di parkiran. Rio segera mengambil motornya , Supra X berwarna silver. Setelah Sinta naik Rio pun segera menancapkan gas motornya. Tiba-tiba Rio menghentikan motornya disebuah café dipinggir jalan. “ kita singgah sebentar disini ya “ kata Rio yang segera memarkir sepeda motornya dan langsung masuk ke café tersebut diikuti Sinta. Mereka duduk di dekat jendela dan memesan jus alpokat. Beberapa saat kemudian Rio memulai pembicaraannya. “ Sis, aku mau tanya. Kok sifatmu akhir-akhir ini beda banget sama aku ? apa aku berbuat sesuatu yang membuat kau marah ? “ tanya Rio. “ tidak ada tuh “ jawab Sinta dengan cuek sambil membuang muka melihat keluar jendela. “apa mungkin kau cemburu pada cewek-cewek yang selama ini mendekatiku ?” tanya Rio lagi. “buat apa aku cemburu, itu kan hak kamu “ kata Sinta yang masih saja dengan nada cuek. “kalau kamu seperti ini terus hubungan kita tidak akan berjalan lancer . apalagi mulai besok kita akan berbeda kelas, jadi kesempatan kita bertemu di sekolah semakin sedikit. Apa kau mau seperti ini terus ? “ tanya Rio. “ aku juga tidak mau, tapi aku juga tidak mengerti kenapa aku jadi seperti ini. Yang jelas aku tidak suka kalau kau baik pada semua cewek yang mendekatimu. Apalagi seperti tadi siang, asal menerima makanan seperti itu. Aku tidak suka “ jelas Sinta sambil meminum jus alpokatnya. “ oh itu masalahnya. Maaf ya kalu aku kurang peka. Mulai besok aku tidak akan menolak semua pemberian cewek-cewek itu. Sekarang kau tidak marah lagi kan ? “ tanya Rio. “ iya, maaf juga ya kalo aku jadi sering marah-marah padamu “ kata Sinta.
Keesokan harinya Sinta pun memasuki kelas barunya, kelas 2B. kini hari-harinya akan terasa sangat sepi karena dia tidak sekelas lagi dengan Rio, “tapi gak apa-apa toh kita masih bisa bertemu jam istirahat “ kata Sinta dalam hati. “ met pagi Sinta, wah kayaknya wajahmu hari ini kusut sekali “ ledek salah seorang siswi dikelas itu. “ ya iyalah, sekarang kan Rio beda kelas, jadi pasti merasa kesepian lah “ sambung anak cewek yang lain dan mereka pun menertawakan Sinta. “ hati-hati loh entar Rio diambil cewek lain, kan sekarang Rio menjadi idola di sekolah ini “ tambah anak yang lainnya. “hey, kalian tidak ada habis-habisnya ya menggoda Sinta. Ayo Sin, kau duduk bareng aku saja “ kata seorang siswi yang tiba-tiba datang dan mengajak Siska untuk duduk dengannya. Tidak lama kemudian bel sekolah berbunyi penanda bahwa pelajaran pertama akan segera dimulai. Selama pelajaran berlangsung, Sinta tidak dapat berkonsentrasi karena terus memikirkan perkataan teman-temannya tadi. “apakah mungkin Rio akan seperti yang mereka katakan? Ah sudahlah, aku kan mesti percaya pada Rio “ katanya dalam hati. Bel istirahat pun berbunyi, teman sebangkunya Rini mengajaknya pergi ke kantin. Tapi Siska menolak karena hari ini dia ingin bertemu pujaan hatinya Rio. Tanpa menunggu lama-lama lagi, siska pun segera beranjak menuju kelas Rio, kelas 2A. tapi apa yang dia dapatkan ? baru saja mau masuk ke kelas Rio, dia sudah berhimpit-himpitan dengan para siswi yang juga ingin bertemu Rio. “ hey, antri donk kalau mau bertemu Rio “ kata salah satu siswi itu kepada Siska yang tiba-tiba menyerobot diantara mereka. Akhirnya Siska mengalah, dia pun hendak memanggil Rio dari jendela saja pikirnya. “Rio…” katanya yang tidak sempat diteruskan lagi sebab dia melihat Rio sedang asyik mengobrol dengan seorang gadis dan sepertinya Siska pernah melihat gadis itu sebelumnya. O iya dia kan anak kelas tiga yang kemarin memberian Rio makan siang , Sinta teringat kejadian kemarin. “Tapi kenapa Rio ngobrol dengannya ? padahal kemarin kan dia sudah janji tidak akan berbaik hati pada cewek-cewek yang mendekatinya ? “ tanyanya dalam hati. tanpa sengaja Rio mengalihkan pandangannya ke arah jendela dan melihat Sinta disana, Rio pun melambaikan tangannya kepada Sinta. Tapi Sinta malah berlari meninggalkan kelas 2A. “ ah maaf ya kak, aku ada urusan sebentar “ kata Rio yang segera menyusul Sinta. Rio mendapati Sinta sedang berada di taman duduk dibangku sambil melamun. “ Sin, kok kau malah pergi ? kan aku tadi melambaikan tangan padamu ? kenapa tadi kau tidak masuk saja ke kelasku ? “ tanya Rio beruntun. “ oh tadi kau melambaikan tangan padaku ? maaf aku tidak melihatnya dan aku juga malas masuk ke kelasmu. Aku kan bukan fansmu, yang mau berdesak-desakan di pintu hanya untuk melihatmu. Atau anak kelas tiga itu, yang tiap jam istirahat selalu menghampirimu “ kata Sinta kesal. “ tadi kakak kelas itu, meminta aku untuk mengajari bagaimana cara belajar yang baik. Dia kan sebentar lagi akan menempuh ujian nasional, jadi dia ingin mempersiapkan semuanya dengan matang. Aku hanya menjelaskan cara-cara belajar yang baik padanya, itu saja gak lebih “ jelas Rio. “ bodo, emangnya gue pikirin “ jawab Sinta. “hey, jangan seperti ini donk. Aku kan cuma mengajari dia saja . kan gak enak juga kalau tidak dibantu, lagian aku sudah janji padanya untuk membantunya belajar setiap jam istirahat “ jelas Rio. “ ya udah, sana temui gadis itu lagi “ kata Sinta makin kesal. “terus sekarang maumu gimana ? “ tanya Rio. “pokoknya aku tidak suka kau dekat-dekat dengan gadis itu lagi “ kata Sinta. “ maaf kalau itu aku tidak bisa, karena aku sudah terlanjur janji padanya . aku harap kau bisa mengerti. Ini juga bukan kemauanku, pak guru yang meminta aku untuk mengajarinya, jadi aku tidak bisa menolak . tolong mengertilah “ kata Rio. ´aku tidak mau mengerti “ balas Sinta. “ ya udah kalau begitu “ kata Rio yang segera meninggalkan Sinta.
Hari-hari Sinta pun semakin terasa kelabu, tiap hari dilaluinya dengan hampa. Sementara Rio malah semakin sering terlihat bersama dengan anak kelas tiga itu. Sinta tidak tahu harus bagaimana, dia hanya bisa percaya saja pada Rio, dia hanya bisa percaya bahwa Rio tidak akan meninggalkannya lagi. “ wah sin, kayaknya Rio sudah semakin akrab dengan kak Wanda tuh “kata seorang temannya ketika dia sedang melamun di kelas. “ lagian kak Wanda kan orangnya cantik, pintar lagi. Cocok banget dengan Rio “ kata temannya itu lagi. “ apalagi kau kan sudah jarang ngobrol dengan Rio, bisa-bisa Rio jadi benar-benar suka dengan kak Wanda loh “ tambah temannya itu. “ssst…orangnya lewat tuh “ kata anak yang lain, ketika melihat Rio dan Kak Wanda ( kakak yang mendekati Rio itu ) sedang melintas di trotoar kelas mereka. Sesaat Rio bertatapan dengan Sinta, namun Sinta malah mengalihkan pandangannya ke tempat lain. “ uuh mau promosi ya ? “ Sinta membatin dengan kesal. “ lihat tuh Sin, Rio saja sudah cuek padamu “ timpal anak yang lain lagi. “ ya iyalah, jelas saja Rio lebih memilih Wanda. Kan Wanda lebih cantik berkali-kali lipat dari pada Sinta, hahahaha “ kata seorang gadis yang tiba-tiba saja ikut nimbrung bersama mereka. Sinta semakin kesal mendengar perkataan teman-temannya itu, saking kesalnya dia langsung saja keluar dari kelas dan menuju ke kantin. Eh di kantin dia malah disuguhi pemandangan yang lebih mebuatnya kesal lagi. Disana ada Rio dan kak Wanda sedang asyik ngobrol sambil menikmati bakso. Jelas saja Sinta langsung keluar dari kantin. “ apa sih maunya Rio ? “ tanyanya dalam hati. “ bukankah dia bilang kalau dia hanya mengajari kak wanda saja ? tapi mengapa malah makan bersama di kantin ? “ katanya lagi. Beberapa hari kemudian, tanpa sengaja Sinta mendengar percakapan dari kakak-kakak kelas tiga . “ wah wanda hebat juga ya , bisa menaklukan hati Rio “ kata salah satu diantara mereka. “ aku juga suka banget sama Rio, tapi aku tidak berani bersaing dengan Wanda. Kalian tahu sendiri kan Wanda itu termasuk salah satu siswi yang pandai di sekolah ini, terlebih lagi dia orangnya cantik. Jadi wajar saja jika Rio bisa terpikat olehnya “ kata anak yang lainnya. “ tapi apa kalian sidah pernah dengar, kalau nanti pas perayaan ulang tahun Wanda, dia akan menembak Rio ? “ kata anak ketiga. “ ah yang bener ? “ timpal kedua anak yang lain. “ tapi bukannya Rio sudah memiliki pacar ? “tanya anak yang memakai tas merah. “ yah, kan cuma pacar saja. Orang yang sudah tunangan saja bisa bubar, apalagi yang baru pacaran ? “ sergah anak lainnya. “ apa lagi Rio kan sudah tidak pernah lagi terlihat bersama pacarnya itu. Mungkin saja dia sudah putus “ katanya lagi. “ hmm mungkin saja “ kata anak lainnya. “ lagian cowok mana sih yang tidak tertarik dengan Wanda, hahaha “ kata anak lainnya. “ oh iya kalian datang kan di acara ulang tahun Wanda malam minggu ini ? “ Tanya anak yang lain. “ yoi “ jawab yang lainnya serempak. Sinta yang sedari tadi mendengarkan perkataan gadis-gadis itu seraya bagai disambar petir. Hatinya sangat sakit. Terlebih lagi ketika salah satu dari mereka mengatakan bahwa dia telah putus dengan Rio. Sinta tidak sanggup lagi mendengar perkataan mereka, sehingga dia pun segera meninggalkan tempat itu.
Malam minggu pun tiba….Sinta ingin sekali pergi ke acara ulang tahun Rio, tapi dia tidak mendapatkan undangan, sehingga dia hanya bisa termenung di kamarnya, sambil berdoa agar Rio tidak menerima pernyataan cinta dari kak Wanda. “Sinta, ada yang mencarimu “ kata sebuah suara dari lantai satu yang ternyata adalah suara ibunya. kamar Sinta terletak dilantai dua, dan dengan tergesa-gesa dia menuruni tangga, hampir saja dia terpleset,hehehe. “ kira-kira siapa ya ? “tanyanya dalam hati. “ hay, apa kabar ? “ tanya seseorang yang ternyata adalah Rio,ketika Sinta sudah berada di ruang tamu. “ ri..rio. kenapa bisa ada di sini ? bukannya kau diundang ke acara ulang tahun kak Wanda ? “ Tanya Siska bingung. “ wah ternyata kau tahu juga kalau hari ini ulang tahun kak Wanda ya ? “ Rio balik bertanya. “ iya, aku tahu kok. Aku cuma pernah dengar dari anak kelas tiga saja. Apa kau kesini cuma mau mengatakan hal itu saja ?kalau iya lebih baik kau pulang saja, aku lagi sibuk “ kata Sinta sinis. “ wah-wah baru beberapa minggu kita tidak ketemu kau sudah semakin jutek ya, hahaha “ kata Rio sambil tertawa. “ terus mau kamu apa ? “ tanya Sinta. “ hey, kok ngomongnya gitu sih. Aku datang kesini mau mengajakmu ke acara itu. Aku tidak enak kalau kesana sendiri.” Kata Rio . “ tapi aku kan gak diundang “ kata Sinta . “ emangnya kenapa ? kamu takut diusir ya ? hahaha. Tenang aja orangnya baik kok, jadi kamu tidak mungkin diusir sama kak Wanda “ jelas Rio. “ cepat sana ganti baju. Acaranya sudah mau mulai loh “ kata Rio. Bagai tersihir Sinta pun menuruti perkataan Rio. Dia segera masuk ke kamarnya dan berganti pakaian pesta.
Tiga puluh menit kemudian Sinta pun keluar dengan telah mengenakan pakaian pestanya. “waw, kau cantik sekali “ puji Rio. Sinta hanya tersenyum malu-malu mendengar pujian Rio tersebut. Mereka pun segera berangkat ke acara ulang tahun kak Wanda. Sementara di tempat pelaksanaan pesta, kak Wanda terus saja mondar-mandir di depan pintu. Dia selalu saja melihat ke arah jalan raya, kali saja Rio tiba-tiba datang dan dia ingin langsung menyambutnya. “ Wan, sebaiknya acara dimulai saja. Kasian para tamu yang telah menunggu lama “ kata ibu kak Wanda mengingatkan. “ tapi ma, aku masih menunggu seseorang “ kata kak Wanda. “ baiklah mama ke dalam dulu ya “ kata mamanya yang segera masuk ke dalam rumah lagi. Tidak berapa lama terdengar suara motor dari kejauhan . kak Wanda pun segera melihat siapa yang datang. Ternyata orang yang ditunggu-tunggunya dari tadi kini sudah dating, tapi tiba-tiba raut wajah kak Wanda menjadi sedih. Jelas saja karena dia melihat Rio tidak sendirian, dia bersama seorang gadis, tapi kak Wanda sama sekali tidak mengenalnya. “ selamat ulang tahun kak, maaf aku datang terlambat. O iya kenalin ini Sinta. Sinta ini ka Wanda “ kata Rio yang memperkenalkan kak Wanda kepada Sinta. “ apakah dia pacar Rio ? “ Tanya kak Wanda dalam hati. “ tapi tidak mungkin ah, kan dia tak pernah terlihat sama cewek lain selain aku. Atau mungkinkah dia pacar Rio yang didesas-desus kan itu ? “ tanyanya lagi yang juga dalam hati. “ ayo silakan masuk “ kata kak Wanda mempersilahkan Sinta dan Rio masuk ke dalam. Ketika mereka tiba di dalam, terlihat jelas bahwa tatapan para tamu tertuju kepada Sinta. “ loh kenapa Rio dengan seorang cewek? Bukankah dia tidak memiliki pacar ? “ kata seorang tamu sambil berbisik-bisik. “ baiklah, acara ulang tahun teman kita Wanda akan segera dimulai. Mohon untuk yang ber-ulang tahun segera naik ke atas panggung untuk memotong kue ulang tahunnya “ kata MC dari acara tersebut. Kak Wanda segera menuju ke atas panggung dan bersiap untuk memotong kue ulang tahunnya diiringi oleh nyaniyian “ happy birthday to you “ oleh para tamu. Setelah itu Mc pun mempersilahkan kepada yang ber-ulang tahun untuk memberikan sepotong kue ke orang-orang yang disayanginya. Wanda memberikannya untuk papa dan mamanya. “ baiklah untuk sepotong kue yang terakhir ini, Wanda harus memberikannya kepada orang yang disayanginya. Nah kalian pasti penasaankan siapa yang akan mendapatkan kue ini ? “ kata sang MC yang mengaung di seluruh ruangan. Jantung Sinta berdebar dengan sangat kencang ketika kak Wanda menuju ke arah Sinta dan Rio. Mungkinkan benar yang dikatakan para cewek-cewek kelas tiga itu ? bahwa hari ini kak Wanda akan menembak Rio. Sinta pun menelan ludah dan tak sanggup melihat kak Wanda yang kini semakin dekat ke arah mereka. “Rio, mau kah kau menerima kue ini ? “ Tanya kak Wanda ketika ia telah berada dihadapan Rio. Keringat dingin Sinta mulai bercucuran . apakah Rio akan menerima kue itu ? please tolong jangan terima kue itu. Tapi Rio malah mengulurkan tangannya untuk mengambil kue tersebut dan begitu kue itu berada ditangan Rio, dia pun segera memakannya disambut dengan tepuk tangan para tamu. “ apa yang terjadi ? kenapa ? kenapa Rio menerima kue itu ? apakah Rio juga menyukai kak Wanda…oh tuhan aku tidak sanggup dengan semua ini..aku harus keluar dari tempat ini “ kata Sinta yang hendak keluar dari ruangan itu, namun dia seperti terpaku. Kakinya seakan tidak mau menuruti kemauannya yang menyuruh untuk keluar dari ruangan itu. “ terima kasih kak, atas kuenya “ kata Rio setelah memakan habis kue tersebut. “berarti kau mau kan jadi pacarku, Rio ? “ tanya kak Wanda dengan penuh harap. “ terima…terima…” teriak semua tamu yang hadir. Sesaat Rio menoleh ke arah Sinta dan menarik napas dalam-dalam. Lalu mengatakan “ maaf kak, aku tidak bisa. Aku sudah memiliki orang yang aku sayangi “ kata Rio denga tegas. “ huuuuuuu…..” protes para tamu. “apakah gadis ini orangnya ? “ Tanya kak Wanda sambil melihat Sinta .” iya “ jawab Rio lagi. “ tapi bukankah selama ini, kau tidak pernah lagi terlihat bersama dengannya ? “Tanya kak Wanda masih penasaran . “ iya, akhir-akhir ini kami memang jarang bertemu. Tapi itu cuma salah paham kecil saja dan sekarang kakak lihat sendiri kan? Saya kesini bersama Sinta ? “ kata Rio. Kak wanda pun mendekati Sinta dan menjulurkan tangannya. Tanpa pikir panjang Sinta membalas uluran tangan tersebut dan mereka pun berjabat tangan . “ kau beruntung mendapatkan cowok seperti Rio, jaga dia baik-baik ya ? “ kata kak Wanda yang segera meninggalkan Sinta dan Rio. “ sekarang kau bisa tenang kan ? “ Tanya Rio sambil nyengir. Sinta hanya menganggukkan kepalanya sambil meneteskan air mata….yaa tentunya air mata bahagia…

salam distiwan

cerpen : ??????

Di salah satu bangku dalam suatu ruangan , terlihat Sinta yang sedang sibuk mencorat coret buku pelajarannya. Mungkin menurut pak guru Andi, guru matematikanya, dia sedang sibuk mencatat pelajaran. Namun pada kenyataannya, Sinta malah sedang asyik mencorat coret buku pelajarannya dengan berbagai tulisan acak-acakan. Misalnya : “ saya bosan “, “pengen pulang”, “ngantuk” dll. Maklumlah Sinta sangat membenci pelajaran matematika. Nilai – nilainya pun tidak pernah mendapat nilai 6, bukan berarti nilainya 8, 9 atau 10 tapi nilainya hanya berkisar 1 sampai 5, wah benar-benar sangat parah.
Sinta adalah seorang pelajar di salah satu SMU swasta di yogyakarta. Dia termasuk siswi yang cukup terkenal di sekolahnya, julukannya adalah “MISS FAULTY”. Anak-anak menjulukinya begitu karena nilai matematikanya yang super jelek, hehehe.
Saat sedang asyik-asyiknya Sinta mencorat-coret buku pelajarannya, tiba-tiba pak kepala sekolah masuk ke ruang kelas, sehingga pembelajaran dihentikan. Dia masuk bersama seorang cowok yang bisa dibilang sangat…sangat… dan sangat cakep, hingga membuat murid-murid cewek berbinar-binar matanya. Sinta pun memperhatikan cowok itu sesaat, namun kemudian dia melanjutkan kembali kegiatan mencorat-coretnya lagi. Sepertinya dia tidak terpengaruh dengan kedatangan cowok itu.
Pak kepala sekolah pun meminta izin kepada pak Andi untuk memperkenalkan cowok tersebut. “ anak-anak perkenalkan teman baru kalian, Rio. Dia adalah peserta pertukaran pelajar dari SMUN 1 yogyakarta. Dia akan menjadi teman sekelas kalian mulai hari ini selama sebulan.” Setelah mengatakan hal itu pak kepala sekolah mempersilahkan Rio duduk di bangku kosong yang bersebelahan dengan bangku Sinta.
Rio pun menuju ke bangku tersebut dan pak kepala sekolah meninggalkan ruang kelas. “hai, aku rio. Salam kenal ? “ sapa rio kepada Sinta. Sejenak Sinta memandang Rio, namun kemudian berpaling lagi ke buku pelajarannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. “ rio, cepat duduk di bangkumu karena bapak mau melanjutkan pelajaran kembali “,kata pak guru mengingatkan. Rio mulai menurunkan tas ranselnya dan memasukkan ke dalam laci meja, kemudian duduk di bangkunya tanpa mengatakan apa-apa kepada Sinta.
Rio merasa kalau Sinta tidak menyukai kehadirannya, karena selama pelajaran berlangsung Sinta tidak pernah sekalipun mengajaknya bicara. “ apakah ada yang salah dengan sikapku??” Tanya Rio dalam hati. Sambil memikirkan hal itu, bel istirahat berbunyi dan Sinta dengan sigap berdiri hendak pergi ke kantin. “ hei, apakah aku boleh ikut denganmu?? Karena aku ingin ke kantin dan melihat-lihat sekolah ini.” Kata Rio sebelum Sinta meninggalkan bangkunya. Namun sebelum Sinta menjawab pertanyaan Rio, para siswi di kelas itu mulai mengerumuni Rio dan menawarkan untuk menemani Rio berkeliling sekolah, sehingga akhirnya Sinta pun pergi dari ruangan itu.
Dengan semangat Sinta melangkahkan kakinya menuju kantin. Di sana sudah ramai dengan para siswa dan siswi yang berebut untuk membeli makanan. “ pak, baksonya satu donk “ kata Sinta kepada pak Kardiman (penjaga kantin sekolah), seraya berjalan menuju bangku yang kosong di sudut ruangan.
Sambil menunggu pesanannya datang, Sinta mengeluarkan handphonenya dan mulai sibuk bermain game. “ hai, boleh aku duduk di sini “ kata sebuah suara yang ternyata merupakan suara Rio. Namun Sinta malah mengacuhkan Rio dan melanjutkan bermain game. Tanpa persetujuan Sinta , Rio duduk dibangku sebelah Sinta. “ hmm, dengar-dengar kamu cukup terkenal ya di sekolah ini .”kata Rio memulai pembicaraan. “emangnya kenapa??apa urusan loe??”timpal Sinta tak bersahabat, tanpa menatap Rio. Mendengar kata-kata Sinta, Rio malah tersenyum. Dengan cepat Rio menangkap hp Sinta, dan memasukkannya ke kantong celananya. Sinta pun marah dan membentak Rio agar mau mengembalikan hpnya. Namun Rio malah tersenyum dan mengusap rambut Sinta, seraya keluar dari kantin. “ apa maksud tingkahnya tadi??” kata Sinta dalam hati sambil memperhatikan Rio yang pergi meninggalkannya, sedang hpnya masih di tangan Rio. Dengan berat hati akhirnya Sinta pun segera mengejar Rio ,hingga tiba di taman sekolah, dimana disana Rio terlihat tengah duduk disebuah bangku panjang di bawah pohon rindang. Begitu menyadari kehadiran Sinta ,Rio melambaikan tangannya sambil tersenyum dengan polosnya tanpa merasa bersalah sedikit pun pada Sinta yang telah diambil HPnya oleh Rio. “Mana HP ku??”bentak Sinta ketika ia telah berada di depan Rio. “duduk dulu…HP kamu aman kok “kata Rio sambil menarik tangan Sinta dengan paksa, hingga Sinta pun terduduk disamping Rio. Mendapat perlakuan seperti itu Sinta menjadi marah dan hendak membentak Rio, namun sebelum ia mengeluarkan sepatah kata pun Rio malah telah tiduran dipangkuan Sinta. Sinta pun kaget setengah mati sehingga dia malah bingung harus berbuat apa, anehnya melihat wajah polos Rio ketika tidur Sinta malah terdiam tanpa sepatah kata pun. Tanpa sadar Sinta tersenyum simpul melihat Rio sambil berkata dalam hati “ klo diperhatiin cowok ini manis juga”…”kenapa kamu tersenyum??terpesona ya dengan ketampananku???”kata Rio yang secara tiba-tiba membuka matanya. Karena kaget Sinta langsung berdiri sehingga membuat Rio terjatuh ke tanah. “aduh…….”kata Rio sambil memegang badannya yang terasa sakit akibat jatuh dari bangku. “ rasain, emang enak,hahaha”kata Sinta. “Sin, kamu manis kalau lagi tersenyum, neh Hp nya.Maaf ya kalau tingkah laku ku tadi membuat kamu kesal”kata Rio seraya berdiri kemudian menyerahkan Hp tersebut ke Sinta, lalu segera beranjak dari tempat itu dan meninggalkan Sinta seorang diri.
Malam harinya Sinta terus memikirkan kejadian tadi siang. Dia masih penasaran dengan tingkah laku Rio yang membuat dirinya bingung. “maksud dia apa sih???”kata Sinta kesal sambil memukul-mukul bantal gulingnya. Disaat Sinta masih sibuk dengan lamunannya tentang kejadian tadi siang, tiba-tiba Hpnya berbunyi. “siapa ya??”kata Sinta dalam hati ketika melihat ada nomer baru memanggil di Hpnya, dan tanpa piker panjang dia pun segera memencet tombol jawab. “ ini siapa ya??”kata Sinta. “Ini aku Rio. “kata seseorang yang menelponnya yang ternyata adalah Rio. “loh tau dari mana nomerku??”kata Sinta kaget. “maaf tadi waktu HP kamu ada padaku, aku sekalian nyatat nomer Hp kamu, tidak keberatan kan??”Tanya Rio. “hmm…i..iya gpp”jawab Sinta tergagap karena bingung mau jawab apa. “hmm..hari sabtu besok kamu ada acara???”Tanya Rio. “emangnya kenapa??”timpal Sinta. “hanya ingin lebih mengenal kamu saja” Kata Rio. Sesaat pipi Sinta terasa panas, jantungnya berdegup kencang. Maklum lah ini pertama kalinya ada cowok yang mengatakan hal itu padanya.Yaa setelah kejadian waktu itu disaan Sinta diputuskan oleh orang yang dia sayangi ketika dia masih duduk dibangku SMP. Setelah hari itu, Sinta tak pernah lagi terlihat dekat dengan seorang cowok. Baginya semua cowok itu sama saja, "habis manis sepah dibuang"katnya saat itu. “gak ah, aku gak mau”kata Sinta kemudian. “ya udah kalau tidak bisa tapi aku akan tunggu kamu sampai kamu datang. Besok tepat jam 7 malam aku tunggu di café dekat rumah kamu. Aku yakin kamu akan datang “ kata Rio sambil memutuskan telponnya. “tut…tut..tut..”
“aku gak bakalan datang” teriak Sinta namun terlambat karena Rio telah memutuskan telponnya. “mau apa sih dia, nyebelin banget…pokoknya besok aku gak bakal datang titik…”kata Sinta.
keesokan harinya sekitar jam 18.30 malam Sinta kelihatan kebingungan, entah apa yang dia pikirkan. Sejak dari tadi mondar-mandir mulu di kamarnya sambil melihat-lihat jam dinding. oh iya hari ini kan Sinta ada janji dengan Rio. "buat apa aku mikirin ajakan dia??toh gak ada untungnya buat aku"gumam Sinta. Akhirnya Sinta pun membuka laptopnya dan asyik berchating ria dalam dunia maya. Tanpa terasa waktu terus berjalan..."uuh perutku laper.."kata Sinta sambil memegang perutnya. Seketika itu juga dia baru tersadar bahwa sekarang sudah hampir pukul 22.00 malam. Sinta pun mengambil jaket biru kesayangannya dan segera keluar untuk mencari makan . Dia pun masuk ke suatu mini market di samping rumahnya dan membeli beberapa buah roti isi keju. "jalan-jalan sebentar ah, sepertinya enak kalau makan di taman"kata Sinta dalam hati. Selama dalam perjalanan tiba-tiba saja Sinta terpikir dengan Rio, "apa mungkin dia masih menungguku ?"katanya. Dari tempat Sinta berdiri terlihat jelas cafe yang dimaksudkan Rio dalam telponnya kemarin. Karena penasaran akhirnya Sinta pun melangkahkan kakinya mendekati cafe tersebut. Semakin mendekati cafe tersebut Sinta pun semakin ragu, apakah dia harus menuju ke sana atau tidak. Bagaimana kalau sampai ketemu Rio?? pasti dia akan malu banget Cz Sinta kan udah wanti-wanti gak mau datang ke sana. "tapi gak mungkin ah dia masih di sana "kata Sinta yakin sehingga membuat dia semakin cepat melangkahkan kakinya. Begitu tiba di depan cafe tersebut , dia melihat ada tulisan gede di pintunya yang mengatakan bahwa "hari ini cafe libur". Sinta pun menghela napas panjang. "tuh kan? cafenya aja lagi libur, jadi mana mungkin Rio ada di sini. Ah kenapa sih aku sekarang berada di sini. Lagian udah jelas kan cafe ini begitu sepi tidak ada satu orang pun di sini"timpal Sinta agak kesal, tapi gak tahu mengapa dia harus kesal karena dia sendiri juga gak mau datang ke cafe itu sebelumnya. Ketika Sinta hendak melanjutkan langkahnya menuju ke taman, dia merasa ada seseorang yang menyentuh pundaknya. "ah....."teriak Sinta. Sesaat kemudian terdengar suara seorang cowok dari belakangnya dan sepertinya dia sangat mengenal suara itu. Mungkinkah ??? Secepat kilat Sinta membalikkan badannya dan tampak olehnya wajah Rio yang sedang tertawa terbahak-bahak karena reaksi Sinta tadi. Sinta pun bingung harus berbuat apa Cz dia kan sudah bilang tidak akan datang, tapi malah tetap datang ke cafe itu. Tanpa pikir panjang lagi Sinta pun segera bergegas hendak berlari untuk pulang ke rumahnya, namun belum sampai dia melangkahkan kakinya, Rio telah menarik lengannya dan memaksanya untuk masuk ke dalam cafe. Sinta tak bisa melawan sebab tenaga Rio ternyata sangat kuat, sehingga Sinta hanya bisa pasrah mengikuti langkah Rio. Sinta hanya dapat melongo melihat apa yang ada dihadapannya kini. Tampak olehnya sebuah ruangan cafe yang berhiaskan bunga dimana-mana dan sebuah meja berwarna putih dengan dua buah kursi terletak di tengah-tengah ruangan itu. Ditengah meja itu terdapat setangkai mawar merah yang ditaruh dalam vas bunga. Selain itu juga terdapat dua buah lilin dikedua sisi bunga itu. Tiba-tiba mata Sinta terbelalak karena dia mendapati selembaran kain berwarna merah tergantung didinding dan astaga, kalian tahu apa tulisannya ??? Disana tertuliskan "SINTA AKU CINTA PADAMU". Melihat tulisan itu tiba-tiba sekujur tubuh Sinta mulai diselimuti berbagai perasaan aneh, bingung, senang, terharu. Namun tetap saja Sinta hanya bisa terpaku dalam diamnya. "ayo,"kata Rio yang dengan tiba-tiba mengandeng tangan Sinta menuju ke meja ditengah ruangan itu. Tanpa bisa melawan Sinta pun mengikuti ajakan Rio, kini Sinta tidak dapat berkata apa-apa. Setelah mereka duduk dikursi yang telah disediakan, para pelayan cafe tersebut mulai berdatangan. Ada yang membawa makanan dan minuman, ada yang membawa biola dan bahkan anehnya ada juga yang membawa sebuah kue tart yang sangat besar. Kue tersebut berwarna merah muda dengan dihiasi krim dipinggirnya. Di atas kue itu terdapat sebuah lilin berbentuk hati dan disebelah kirinya terdapat sebuah lilin lagi berbentuk angka 17. Kue itu bertuliskan happy birthday Sinta. Sinta semakin tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia hanya terdiam membisu sambil menundukkan kepalanya. "Sin, kamu pasti kaget dengan semua ini. "kata Rio memulai pembicaraan dengan memegang tangan Sinta. "apakah kamu masih ingat dengan cowok bernama Andi ? yang telah memutuskanmu waktu kamu masih di SMP dulu ?"tanya Rio. "andi ? bagaimana kau bisa tahu?"Sinta malah balik bertanya. "cowok itu adalah aku dimasa lalu"kata Rio sambil menatap Sinta lekat-lekat. "apa maksudmu? sudah jelas dari segi tampang kalian jauh berbeda, apalagi dari segi fisik? andi kan orangnya pendek, sudahlah jangan membohongi aku. Sudah cukup penderitaanku selama ini. kalau kau mengundangku kesini cuma mau buat aku tersiksa lagi, lebih baik aku pulang sekarang."kata Sinta yang tiba-tiba segera berdiri dari kursi. Namun dengan sigap Rio malah menarik tangan Sinta agar kembali duduk di kursinya lagi. "please dengerin penjelasanku dulu"kata Rio. Akhirnya Sinta pun duduk lagi. " jadi ceritanya begini "kata Rio sambil mengenang masa lalu. "ketika kita masih di SMP dulu, aku menderita tumor ganas dan kata dokternya aku tidak akan bisa sembuh. Kata mereka tumor itu sudah menjamah seluruh tubuhku, sampai wajahku pun telah dijamah tumor tersebut, sehingga aku sangat bingung harus bagaimana. karena itu aku langsung memutuskanmu tanpa alasan yang jelas. aku takut nantinya kau akan menderita karena aku. tapi ternyata semenjak aku memutuskanmu, kau menjadi seorang gadis yang pemurung dan tidak pernah mau bersama seorang cowok lagi. aku mendengar hal itu dari temen-temanmu. aku semakin bingung harus berbuat apa, hingga suatu hari ayahku mendapat kabar bahwa di jepang telah muncul teknologi baru yang dapat menyembuhkan penyakit tumor, yaa memang sih belum ada yang bisa memastikan apakah teknologi itu dapat menyembuhkan aku atau tidak, karena teknologi itu belum pernah di uji coba pada manusia, namun aku bersikeras tetap ingin mencobanya. akhirnya tumorku pun dapat diangkat dan sebagai gantinya wajahku harus di operasi plastik. Setelah itu aku pulang ke indonesia dengan wajah baruku dan aku mengganti namaku menjadi Rio. aku mencarimu ke rumahmu, tapi aku tidak menemukanmu. aku putus asa, makanya aku pun melanjutkan sekolahku di bandung. kali aja suatu hari aku bisa bertemu denganmu lagi,dan akhirnya hal itu menjadi kenyataan disaat aku mendapat penghargaan untuk mewakili sekolahku dalam pertukaran pelajar, aku menemukanmu disini. saat melihatmu aku benar-benar bahagia. akhirnya aku bisa bertemu denganmu lagi. "kata Rio menjelaskan kepada Sinta. "seenaknya saja kau berbuat begitu padaku, aku sangat menderita karenamu. aku tetap tidak bisa menerimamu lagi."kata Sinta yang segera meninggalkan Rio dan segera berlari menuju rumahnya. Sejak kejadian itu, Sinta terus menyuekin Rio. bahkan walaupun mereka duduk bersebelahan tetap saja Sinta tidak mau menegur Rio atau pun menanggapi apapun yang dikatakan oleh Rio. Suatu pagi yang cerah, disaat mereka sedang menerima pelajaran pak kepala sekolah masuk ke ruang kelas. "dek Rio, tolong ikut bapak sebentar"kata pak kepala sekolah yang kemudian meninggalkan ruangan kelas diikuti Rio. "ada apa ya??"kata para siswa berbisik-bisik. "tenang anak-anak"kata bu guru yang mengajar saat itu. Para siswa pun terdiam kembali. Tiga puluh menit kemudian Rio kembali dengan wajah agak sedih, setiba dibangkunya dia terus memandang Sinta. Namun seperti biasa dengan angkuhnya Sinta memalingkan wajahnya. Esok harinya Rio tidak masuk sekolah, hal ini membuat Sinta bingung. ada apa dengan Rio ??tanya sinta dalam hati. Seperti hari sebelumnya, pak kepala sekolah pun datang ke kelas Sinta, dia mengatakan bahwa mulai hari ini Rio sudah tidak bersekolah di sana lagi. Mendengar hal itu Sinta bagai kan seperti disambar petir. Terlintas wajah Rio yang sedang tersenyum dibenak Sinta. Tanpa sadar Sinta berkata "apakah Rio akan balik ke bandung hari pak??"tanya Sinta. Seisi kelas nampak kebingungan melihat reaksi Sinta yang tidak biasanya itu. "iya..dia sudah berangkat sejak tadi pagi dengan pesawat keberangkatan jam 5. mungkin sekarang sudah tiba di bandung"jelas pak kepala sekolah. Sinta pun terpaku sambil menatap kursi bekas tempat duduk Rio, sambil membayangi kalau Rio berada disana. Tanpa terasa air mata Sinta berderai tak tertahankan. Para siswa pun menjadi bingung harus berbuat apa. Tiba-tiba Sinta pun membereskan tas sekolahnya dan berkata "maaf bu,sepertinya saya kurang enak badan "kata Sinta yang langsung saja keluar dari kelas dan memanggil taxi agar diantarkan ke rumahnya. Setibanya di rumah Sinta langsung mengurung diri di kamarnya, dia pun segera membuka dompetnya dan memandangi wajah seseorang disana. Dia memandangi wajah andi yang terdapat dalam selembar foto. Ternyata sampai hari ini pun Sinta masih menyukai Andi, yang kini telah berganti nama menjadi Rio. Tanpa pikir panjang lagi, dia pun segera menelpon nomer yang dipakai Rio tempo hari untuk menelponnya, namun ternyata nomer itu sudah tidak aktif lagi. Air mata Sinta pun kini tidak dapat terbendung lagi, Sinta pun menangis terisak-isak di tempat tidurnya hingga ia tertidur lelap. Setelah hari itu Sinta tidak menampakkan batang hidungnya di sekolah, kata orang tua sih dia sedang sakit.
Disebuah taman, dibawah pohon yang rindang tampak seorang gadis yang sedang termenung seorang diri. gadis itu terlihat begitu sedih. yaa dia adalah Sinta. Setiap hari dia ke taman itu. Saat itu dia terlihat sedang menatap ke arah langit, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu. Tapi apa??? tatapannya kosong...hingga..."hay, gadis manis. Boleh aku temani??"tanya sebuah suara yang membuyarkan lamunan sang gadis. Pemuda tampan itu kini berada di depan sang gadis, dengan tatapan hangat dia memandangi Sinta. Tanpa kata, tanpa memejamkan mata. Begitu pula sebaliknya, Sinta juga menatap pemuda itu tanpa berkata sepatah kata pun. Tanpa sadar air matanya pun berderai tak tertahankan. "Rio"kata Sinta yang langsung memeluk pemuda yang berada dihadapannya itu, yang ternyata adalah Rio, orang yang sangat disayanginya. "Rio, aku cinta padamu"kata Sinta dengan tetap memeluk Rio. "iya, aku tahu. aku janji tidak akan meninggalkanmu lagi. aku sudah mengurus surat pindah ke sekolahmu. jadi mulai sekarang kita akan terus bersama selamanya "kata Rio yang juga memeluk Sinta dengan sangat erat.



gimana ceritanya???hmmm aku bingung neh mau ngasih judul apa..maklum masih baru belajar nulis,hehehe...tolong saran dan kritiknya ya??? plus saran tuk judulnya donk :)
                             

salam distiwan