Kekhawatiran seorang gadis

Masih ingat tidak dengan cerita tentang Rio dan Sinta tempo hari??? Nah kali ini sekolah mereka mengadakan pembagian kelas dan ternyata mereka berdua berpisah kelas. Sementara Rio mulai memiliki banyak fans akibat kemampuannya. Nah bagaimanakah kelanjutan kisah mereka berdua ?? Hmm penasaran ?? baca saja lanjutan ceritanya berikut ini..

Ujian kenaikan kelas baru saja mereka lewati, seperti biasa Sinta selalu saja mendapat nilai yang tidak memuaskan. Sementara Rio berhasil meraih juara umum di antara semua siswa dalam sekolah itu. Dibidang olahraga pun dia sangat bisa diandalkan , semenjak kehadiran Rio SMA 1 banyak meraih berbagai penghargaan. Juara 1 dalam kejuaran basket seProvinsi, meraih pila perak kejuaraan bulu tangkis antar sekolah, bahkan dia sampai meraih piala emas dalam pertandingan taekwondo tingkat nasional. Wah sungguh mengagumkan. Tidak salah donk kalau saat ini Rio menjadi pusat perhatian para siswi SMAN 1 ini. Tidak jarang banyak siswi yang menunggu Rio dikala jam istirahat untuk sekedar menyapa dengan alasan memberikan makan siang lah, apalah. Ya pokoknya hal itu membuat Siska menjadi kesal tiap harinya. Tidak terkecuali hari ini, tepatnya jam istirahat siang para siswi sudah ngantri di depan pintu kelas sambil menunggu Rio keluar. Namun ada seorang cewek yang dengan nekat langsung masuk kedalam kelas,sepertinya dia anak kelas 3. Ketika melihat Rio yang sedang berbincang-bincang dengan Sinta, dia cuek saja dan malah menarik Sinta dari bangkunya hingga ia terjatuh ke lantai. “Rio, ini makanan yang khusus aku buatkan untukmu”kata cewek itu dengan manis kepada Rio sambil menyerahkan kotak makan siang yang ada ditangannya kepada Rio. Setelah memberikan makanan itu, cewek tersebut segera meninggalkan Rio dengan tersenyum. Ketika cewek itu sudah pergi, Rio pun membantu Sinta untuk berdiri. “sudahlah gak usah bantu aku, aku bisa berdiri sendiri koq”kata Sinta geram sambil segera menepis tangan Rio yang hendak membantunya tadi. “kau kenapa ? koq jadi jutek lagi sama aku ?” Tanya Rio. “ pikir saja sendiri “ kata Sinta yang langsung meninggalkan Rio seorang diri. “ ada apa sih dengan anak itu. Akhir-akhir ini kok jadi sensi banget “ kata Rio dalam hati. “ wah, wah bertengkar lagi dengan Sinta ya ?” Tanya seorang cowok yang juga sekelas dengannya. “ ah ini neh, saya juga bingung , rido “kata Rio kepada temannya yang ternyata bernama Rido. “ wah kamu ini benar-benar gak tahu atau pura-pura gak tahu ? “Tanya si rido sambil nyengir dan menyenggol lengan Rio dengan sikunya. “ apa sih ! aku benar-benar tidak mengerti. Akhir-akhir ini Sinta jadi sering marah-marah. Aku bingung “ kata Rio dengan lugunya. “ Sinta itu sedang cemburu karena akhir-akhir ini kau kan jadi idola di sekolah ini. Apa kau tidak memperhatikan wajahnya tadi ketika melihat cewek itu memberi makanan padamu ? kan sudah keliatan jelas kalau dia tidak menyukainya “ jelas Rido. “ apa ? cemburu ? masak sih, tapi kok marahnya sama aku sih ? kan yang salah yang memberikan aku makanan bukan aku ? lagian aku kan cuma menerima makanan itu saja, kan gak ngapa-ngapain ? “ Tanya Rio yang juga masih tidak mengerti. “ ah, terserah kau sajalah. Tapi bagi seorang cewek itu sangat menjengkelkan, kalau kau seperti ini terus kau akan terus kena marah oleh Sinta, hahaha “ kata Rido yang segera berlari keluar kelas. “ ah, masak sih Sinta cemburu ? bukannya dia itu orangnya cuek banget dalam segala hal ? mungkin dia cuma lagi BT aja akhir-akhir ini. “ kata Rio. “ teeet…teeet….bel masuk berbunyi, semua siswa pun memasuki kelas kembali , begitu juga dengan Sinta. Tapi wajahnya masih saja terlihat seperti sedang kesal, sehingga Rio tidak berani menegurnya. Wali kelas mereka tiba-tiba memasuki kelas. Para siswa nampak keheranan karena jarang-jarang wali kelas mereka itu masuk kelas kecuali ada pengumuman penting. “ anak-anak tolong diam sebentar. Bapak punya berita penting buat kalian. Hari ini akan diadakan pembagian kelas bagi kalian. Kalian kan baru saja melewati ujian akhir kenaikan kelas ke kelas 2. nah berdasarkan peraturan dari pemerintah satu kelas hanya diperbolehkan untuk ditempati 25 orang saja, jadi kelas ini yang berjumlah 50 siswa akan dibagi menjadi dua ruang kelas , sebagian akan masuk ke kelas 2B dan sebagian lagi akan masuk ke kelas 2A. bapak akan membagikan amplop-amplop ini, yang didalamnya tertulis di kelas mana kalian akan mulai belajar besok. “ kata wali kelas mereka yang kemudian membagikan amplop-amplop itu kepada setiap siswa. “ semoga aku bisa sekelas lagi dengan Rio “pinta Sinta dalam hati. Begitu dia membuka isi dari amplop tersebut, disana tertera 2B . kira-kira Rio dapat kelas apa ya ? “ baiklah sekarang tolong angkat tangan bagi yang mendapat kelas 2B, karena bapak akan mencatat nama-namanya “ kata wali kelas mereka seraya mengeluarkan selembar kertas dari kantong celananya. Kemudian para siswa dan siswi yang mendapat tulisan 2B di dalam amplopnya pun segera mengangkat tangannya satu per satu, tidak terkecuali Sinta. Dia pun melirik ke arah Rio dan berharap kalau Rio juga mengangkat tangannya. Namun saying seribu sayang, ternyata Rio tidak mengangkat tangannya dan berarti selama kelas dua ini mereka tidak akan bisa terus bersama. “ baiklah kalian sudah tahu dimana kelas kalian berada kan ? mulai besok kalian harus masuk ke kelas masing-masing. Hari ini kalian boleh langsung pulang ke rumah “ jelas wali kelas yang langsung meninggalkan para siswa. “ Sin, kita pulang bareng ya ? ada yang mau aku tanyakan “ pinta Rio. “ boleh-boleh aja sih” kata Siska agak cuek. Lima belas menit kemudian mereka pun sudah berada di parkiran. Rio segera mengambil motornya , Supra X berwarna silver. Setelah Sinta naik Rio pun segera menancapkan gas motornya. Tiba-tiba Rio menghentikan motornya disebuah café dipinggir jalan. “ kita singgah sebentar disini ya “ kata Rio yang segera memarkir sepeda motornya dan langsung masuk ke café tersebut diikuti Sinta. Mereka duduk di dekat jendela dan memesan jus alpokat. Beberapa saat kemudian Rio memulai pembicaraannya. “ Sis, aku mau tanya. Kok sifatmu akhir-akhir ini beda banget sama aku ? apa aku berbuat sesuatu yang membuat kau marah ? “ tanya Rio. “ tidak ada tuh “ jawab Sinta dengan cuek sambil membuang muka melihat keluar jendela. “apa mungkin kau cemburu pada cewek-cewek yang selama ini mendekatiku ?” tanya Rio lagi. “buat apa aku cemburu, itu kan hak kamu “ kata Sinta yang masih saja dengan nada cuek. “kalau kamu seperti ini terus hubungan kita tidak akan berjalan lancer . apalagi mulai besok kita akan berbeda kelas, jadi kesempatan kita bertemu di sekolah semakin sedikit. Apa kau mau seperti ini terus ? “ tanya Rio. “ aku juga tidak mau, tapi aku juga tidak mengerti kenapa aku jadi seperti ini. Yang jelas aku tidak suka kalau kau baik pada semua cewek yang mendekatimu. Apalagi seperti tadi siang, asal menerima makanan seperti itu. Aku tidak suka “ jelas Sinta sambil meminum jus alpokatnya. “ oh itu masalahnya. Maaf ya kalu aku kurang peka. Mulai besok aku tidak akan menolak semua pemberian cewek-cewek itu. Sekarang kau tidak marah lagi kan ? “ tanya Rio. “ iya, maaf juga ya kalo aku jadi sering marah-marah padamu “ kata Sinta.
Keesokan harinya Sinta pun memasuki kelas barunya, kelas 2B. kini hari-harinya akan terasa sangat sepi karena dia tidak sekelas lagi dengan Rio, “tapi gak apa-apa toh kita masih bisa bertemu jam istirahat “ kata Sinta dalam hati. “ met pagi Sinta, wah kayaknya wajahmu hari ini kusut sekali “ ledek salah seorang siswi dikelas itu. “ ya iyalah, sekarang kan Rio beda kelas, jadi pasti merasa kesepian lah “ sambung anak cewek yang lain dan mereka pun menertawakan Sinta. “ hati-hati loh entar Rio diambil cewek lain, kan sekarang Rio menjadi idola di sekolah ini “ tambah anak yang lainnya. “hey, kalian tidak ada habis-habisnya ya menggoda Sinta. Ayo Sin, kau duduk bareng aku saja “ kata seorang siswi yang tiba-tiba datang dan mengajak Siska untuk duduk dengannya. Tidak lama kemudian bel sekolah berbunyi penanda bahwa pelajaran pertama akan segera dimulai. Selama pelajaran berlangsung, Sinta tidak dapat berkonsentrasi karena terus memikirkan perkataan teman-temannya tadi. “apakah mungkin Rio akan seperti yang mereka katakan? Ah sudahlah, aku kan mesti percaya pada Rio “ katanya dalam hati. Bel istirahat pun berbunyi, teman sebangkunya Rini mengajaknya pergi ke kantin. Tapi Siska menolak karena hari ini dia ingin bertemu pujaan hatinya Rio. Tanpa menunggu lama-lama lagi, siska pun segera beranjak menuju kelas Rio, kelas 2A. tapi apa yang dia dapatkan ? baru saja mau masuk ke kelas Rio, dia sudah berhimpit-himpitan dengan para siswi yang juga ingin bertemu Rio. “ hey, antri donk kalau mau bertemu Rio “ kata salah satu siswi itu kepada Siska yang tiba-tiba menyerobot diantara mereka. Akhirnya Siska mengalah, dia pun hendak memanggil Rio dari jendela saja pikirnya. “Rio…” katanya yang tidak sempat diteruskan lagi sebab dia melihat Rio sedang asyik mengobrol dengan seorang gadis dan sepertinya Siska pernah melihat gadis itu sebelumnya. O iya dia kan anak kelas tiga yang kemarin memberian Rio makan siang , Sinta teringat kejadian kemarin. “Tapi kenapa Rio ngobrol dengannya ? padahal kemarin kan dia sudah janji tidak akan berbaik hati pada cewek-cewek yang mendekatinya ? “ tanyanya dalam hati. tanpa sengaja Rio mengalihkan pandangannya ke arah jendela dan melihat Sinta disana, Rio pun melambaikan tangannya kepada Sinta. Tapi Sinta malah berlari meninggalkan kelas 2A. “ ah maaf ya kak, aku ada urusan sebentar “ kata Rio yang segera menyusul Sinta. Rio mendapati Sinta sedang berada di taman duduk dibangku sambil melamun. “ Sin, kok kau malah pergi ? kan aku tadi melambaikan tangan padamu ? kenapa tadi kau tidak masuk saja ke kelasku ? “ tanya Rio beruntun. “ oh tadi kau melambaikan tangan padaku ? maaf aku tidak melihatnya dan aku juga malas masuk ke kelasmu. Aku kan bukan fansmu, yang mau berdesak-desakan di pintu hanya untuk melihatmu. Atau anak kelas tiga itu, yang tiap jam istirahat selalu menghampirimu “ kata Sinta kesal. “ tadi kakak kelas itu, meminta aku untuk mengajari bagaimana cara belajar yang baik. Dia kan sebentar lagi akan menempuh ujian nasional, jadi dia ingin mempersiapkan semuanya dengan matang. Aku hanya menjelaskan cara-cara belajar yang baik padanya, itu saja gak lebih “ jelas Rio. “ bodo, emangnya gue pikirin “ jawab Sinta. “hey, jangan seperti ini donk. Aku kan cuma mengajari dia saja . kan gak enak juga kalau tidak dibantu, lagian aku sudah janji padanya untuk membantunya belajar setiap jam istirahat “ jelas Rio. “ ya udah, sana temui gadis itu lagi “ kata Sinta makin kesal. “terus sekarang maumu gimana ? “ tanya Rio. “pokoknya aku tidak suka kau dekat-dekat dengan gadis itu lagi “ kata Sinta. “ maaf kalau itu aku tidak bisa, karena aku sudah terlanjur janji padanya . aku harap kau bisa mengerti. Ini juga bukan kemauanku, pak guru yang meminta aku untuk mengajarinya, jadi aku tidak bisa menolak . tolong mengertilah “ kata Rio. ´aku tidak mau mengerti “ balas Sinta. “ ya udah kalau begitu “ kata Rio yang segera meninggalkan Sinta.
Hari-hari Sinta pun semakin terasa kelabu, tiap hari dilaluinya dengan hampa. Sementara Rio malah semakin sering terlihat bersama dengan anak kelas tiga itu. Sinta tidak tahu harus bagaimana, dia hanya bisa percaya saja pada Rio, dia hanya bisa percaya bahwa Rio tidak akan meninggalkannya lagi. “ wah sin, kayaknya Rio sudah semakin akrab dengan kak Wanda tuh “kata seorang temannya ketika dia sedang melamun di kelas. “ lagian kak Wanda kan orangnya cantik, pintar lagi. Cocok banget dengan Rio “ kata temannya itu lagi. “ apalagi kau kan sudah jarang ngobrol dengan Rio, bisa-bisa Rio jadi benar-benar suka dengan kak Wanda loh “ tambah temannya itu. “ssst…orangnya lewat tuh “ kata anak yang lain, ketika melihat Rio dan Kak Wanda ( kakak yang mendekati Rio itu ) sedang melintas di trotoar kelas mereka. Sesaat Rio bertatapan dengan Sinta, namun Sinta malah mengalihkan pandangannya ke tempat lain. “ uuh mau promosi ya ? “ Sinta membatin dengan kesal. “ lihat tuh Sin, Rio saja sudah cuek padamu “ timpal anak yang lain lagi. “ ya iyalah, jelas saja Rio lebih memilih Wanda. Kan Wanda lebih cantik berkali-kali lipat dari pada Sinta, hahahaha “ kata seorang gadis yang tiba-tiba saja ikut nimbrung bersama mereka. Sinta semakin kesal mendengar perkataan teman-temannya itu, saking kesalnya dia langsung saja keluar dari kelas dan menuju ke kantin. Eh di kantin dia malah disuguhi pemandangan yang lebih mebuatnya kesal lagi. Disana ada Rio dan kak Wanda sedang asyik ngobrol sambil menikmati bakso. Jelas saja Sinta langsung keluar dari kantin. “ apa sih maunya Rio ? “ tanyanya dalam hati. “ bukankah dia bilang kalau dia hanya mengajari kak wanda saja ? tapi mengapa malah makan bersama di kantin ? “ katanya lagi. Beberapa hari kemudian, tanpa sengaja Sinta mendengar percakapan dari kakak-kakak kelas tiga . “ wah wanda hebat juga ya , bisa menaklukan hati Rio “ kata salah satu diantara mereka. “ aku juga suka banget sama Rio, tapi aku tidak berani bersaing dengan Wanda. Kalian tahu sendiri kan Wanda itu termasuk salah satu siswi yang pandai di sekolah ini, terlebih lagi dia orangnya cantik. Jadi wajar saja jika Rio bisa terpikat olehnya “ kata anak yang lainnya. “ tapi apa kalian sidah pernah dengar, kalau nanti pas perayaan ulang tahun Wanda, dia akan menembak Rio ? “ kata anak ketiga. “ ah yang bener ? “ timpal kedua anak yang lain. “ tapi bukannya Rio sudah memiliki pacar ? “tanya anak yang memakai tas merah. “ yah, kan cuma pacar saja. Orang yang sudah tunangan saja bisa bubar, apalagi yang baru pacaran ? “ sergah anak lainnya. “ apa lagi Rio kan sudah tidak pernah lagi terlihat bersama pacarnya itu. Mungkin saja dia sudah putus “ katanya lagi. “ hmm mungkin saja “ kata anak lainnya. “ lagian cowok mana sih yang tidak tertarik dengan Wanda, hahaha “ kata anak lainnya. “ oh iya kalian datang kan di acara ulang tahun Wanda malam minggu ini ? “ Tanya anak yang lain. “ yoi “ jawab yang lainnya serempak. Sinta yang sedari tadi mendengarkan perkataan gadis-gadis itu seraya bagai disambar petir. Hatinya sangat sakit. Terlebih lagi ketika salah satu dari mereka mengatakan bahwa dia telah putus dengan Rio. Sinta tidak sanggup lagi mendengar perkataan mereka, sehingga dia pun segera meninggalkan tempat itu.
Malam minggu pun tiba….Sinta ingin sekali pergi ke acara ulang tahun Rio, tapi dia tidak mendapatkan undangan, sehingga dia hanya bisa termenung di kamarnya, sambil berdoa agar Rio tidak menerima pernyataan cinta dari kak Wanda. “Sinta, ada yang mencarimu “ kata sebuah suara dari lantai satu yang ternyata adalah suara ibunya. kamar Sinta terletak dilantai dua, dan dengan tergesa-gesa dia menuruni tangga, hampir saja dia terpleset,hehehe. “ kira-kira siapa ya ? “tanyanya dalam hati. “ hay, apa kabar ? “ tanya seseorang yang ternyata adalah Rio,ketika Sinta sudah berada di ruang tamu. “ ri..rio. kenapa bisa ada di sini ? bukannya kau diundang ke acara ulang tahun kak Wanda ? “ Tanya Siska bingung. “ wah ternyata kau tahu juga kalau hari ini ulang tahun kak Wanda ya ? “ Rio balik bertanya. “ iya, aku tahu kok. Aku cuma pernah dengar dari anak kelas tiga saja. Apa kau kesini cuma mau mengatakan hal itu saja ?kalau iya lebih baik kau pulang saja, aku lagi sibuk “ kata Sinta sinis. “ wah-wah baru beberapa minggu kita tidak ketemu kau sudah semakin jutek ya, hahaha “ kata Rio sambil tertawa. “ terus mau kamu apa ? “ tanya Sinta. “ hey, kok ngomongnya gitu sih. Aku datang kesini mau mengajakmu ke acara itu. Aku tidak enak kalau kesana sendiri.” Kata Rio . “ tapi aku kan gak diundang “ kata Sinta . “ emangnya kenapa ? kamu takut diusir ya ? hahaha. Tenang aja orangnya baik kok, jadi kamu tidak mungkin diusir sama kak Wanda “ jelas Rio. “ cepat sana ganti baju. Acaranya sudah mau mulai loh “ kata Rio. Bagai tersihir Sinta pun menuruti perkataan Rio. Dia segera masuk ke kamarnya dan berganti pakaian pesta.
Tiga puluh menit kemudian Sinta pun keluar dengan telah mengenakan pakaian pestanya. “waw, kau cantik sekali “ puji Rio. Sinta hanya tersenyum malu-malu mendengar pujian Rio tersebut. Mereka pun segera berangkat ke acara ulang tahun kak Wanda. Sementara di tempat pelaksanaan pesta, kak Wanda terus saja mondar-mandir di depan pintu. Dia selalu saja melihat ke arah jalan raya, kali saja Rio tiba-tiba datang dan dia ingin langsung menyambutnya. “ Wan, sebaiknya acara dimulai saja. Kasian para tamu yang telah menunggu lama “ kata ibu kak Wanda mengingatkan. “ tapi ma, aku masih menunggu seseorang “ kata kak Wanda. “ baiklah mama ke dalam dulu ya “ kata mamanya yang segera masuk ke dalam rumah lagi. Tidak berapa lama terdengar suara motor dari kejauhan . kak Wanda pun segera melihat siapa yang datang. Ternyata orang yang ditunggu-tunggunya dari tadi kini sudah dating, tapi tiba-tiba raut wajah kak Wanda menjadi sedih. Jelas saja karena dia melihat Rio tidak sendirian, dia bersama seorang gadis, tapi kak Wanda sama sekali tidak mengenalnya. “ selamat ulang tahun kak, maaf aku datang terlambat. O iya kenalin ini Sinta. Sinta ini ka Wanda “ kata Rio yang memperkenalkan kak Wanda kepada Sinta. “ apakah dia pacar Rio ? “ Tanya kak Wanda dalam hati. “ tapi tidak mungkin ah, kan dia tak pernah terlihat sama cewek lain selain aku. Atau mungkinkah dia pacar Rio yang didesas-desus kan itu ? “ tanyanya lagi yang juga dalam hati. “ ayo silakan masuk “ kata kak Wanda mempersilahkan Sinta dan Rio masuk ke dalam. Ketika mereka tiba di dalam, terlihat jelas bahwa tatapan para tamu tertuju kepada Sinta. “ loh kenapa Rio dengan seorang cewek? Bukankah dia tidak memiliki pacar ? “ kata seorang tamu sambil berbisik-bisik. “ baiklah, acara ulang tahun teman kita Wanda akan segera dimulai. Mohon untuk yang ber-ulang tahun segera naik ke atas panggung untuk memotong kue ulang tahunnya “ kata MC dari acara tersebut. Kak Wanda segera menuju ke atas panggung dan bersiap untuk memotong kue ulang tahunnya diiringi oleh nyaniyian “ happy birthday to you “ oleh para tamu. Setelah itu Mc pun mempersilahkan kepada yang ber-ulang tahun untuk memberikan sepotong kue ke orang-orang yang disayanginya. Wanda memberikannya untuk papa dan mamanya. “ baiklah untuk sepotong kue yang terakhir ini, Wanda harus memberikannya kepada orang yang disayanginya. Nah kalian pasti penasaankan siapa yang akan mendapatkan kue ini ? “ kata sang MC yang mengaung di seluruh ruangan. Jantung Sinta berdebar dengan sangat kencang ketika kak Wanda menuju ke arah Sinta dan Rio. Mungkinkan benar yang dikatakan para cewek-cewek kelas tiga itu ? bahwa hari ini kak Wanda akan menembak Rio. Sinta pun menelan ludah dan tak sanggup melihat kak Wanda yang kini semakin dekat ke arah mereka. “Rio, mau kah kau menerima kue ini ? “ Tanya kak Wanda ketika ia telah berada dihadapan Rio. Keringat dingin Sinta mulai bercucuran . apakah Rio akan menerima kue itu ? please tolong jangan terima kue itu. Tapi Rio malah mengulurkan tangannya untuk mengambil kue tersebut dan begitu kue itu berada ditangan Rio, dia pun segera memakannya disambut dengan tepuk tangan para tamu. “ apa yang terjadi ? kenapa ? kenapa Rio menerima kue itu ? apakah Rio juga menyukai kak Wanda…oh tuhan aku tidak sanggup dengan semua ini..aku harus keluar dari tempat ini “ kata Sinta yang hendak keluar dari ruangan itu, namun dia seperti terpaku. Kakinya seakan tidak mau menuruti kemauannya yang menyuruh untuk keluar dari ruangan itu. “ terima kasih kak, atas kuenya “ kata Rio setelah memakan habis kue tersebut. “berarti kau mau kan jadi pacarku, Rio ? “ tanya kak Wanda dengan penuh harap. “ terima…terima…” teriak semua tamu yang hadir. Sesaat Rio menoleh ke arah Sinta dan menarik napas dalam-dalam. Lalu mengatakan “ maaf kak, aku tidak bisa. Aku sudah memiliki orang yang aku sayangi “ kata Rio denga tegas. “ huuuuuuu…..” protes para tamu. “apakah gadis ini orangnya ? “ Tanya kak Wanda sambil melihat Sinta .” iya “ jawab Rio lagi. “ tapi bukankah selama ini, kau tidak pernah lagi terlihat bersama dengannya ? “Tanya kak Wanda masih penasaran . “ iya, akhir-akhir ini kami memang jarang bertemu. Tapi itu cuma salah paham kecil saja dan sekarang kakak lihat sendiri kan? Saya kesini bersama Sinta ? “ kata Rio. Kak wanda pun mendekati Sinta dan menjulurkan tangannya. Tanpa pikir panjang Sinta membalas uluran tangan tersebut dan mereka pun berjabat tangan . “ kau beruntung mendapatkan cowok seperti Rio, jaga dia baik-baik ya ? “ kata kak Wanda yang segera meninggalkan Sinta dan Rio. “ sekarang kau bisa tenang kan ? “ Tanya Rio sambil nyengir. Sinta hanya menganggukkan kepalanya sambil meneteskan air mata….yaa tentunya air mata bahagia…

salam distiwan

0 comments:

Post a Comment