cerpen : ??????

Di salah satu bangku dalam suatu ruangan , terlihat Sinta yang sedang sibuk mencorat coret buku pelajarannya. Mungkin menurut pak guru Andi, guru matematikanya, dia sedang sibuk mencatat pelajaran. Namun pada kenyataannya, Sinta malah sedang asyik mencorat coret buku pelajarannya dengan berbagai tulisan acak-acakan. Misalnya : “ saya bosan “, “pengen pulang”, “ngantuk” dll. Maklumlah Sinta sangat membenci pelajaran matematika. Nilai – nilainya pun tidak pernah mendapat nilai 6, bukan berarti nilainya 8, 9 atau 10 tapi nilainya hanya berkisar 1 sampai 5, wah benar-benar sangat parah.
Sinta adalah seorang pelajar di salah satu SMU swasta di yogyakarta. Dia termasuk siswi yang cukup terkenal di sekolahnya, julukannya adalah “MISS FAULTY”. Anak-anak menjulukinya begitu karena nilai matematikanya yang super jelek, hehehe.
Saat sedang asyik-asyiknya Sinta mencorat-coret buku pelajarannya, tiba-tiba pak kepala sekolah masuk ke ruang kelas, sehingga pembelajaran dihentikan. Dia masuk bersama seorang cowok yang bisa dibilang sangat…sangat… dan sangat cakep, hingga membuat murid-murid cewek berbinar-binar matanya. Sinta pun memperhatikan cowok itu sesaat, namun kemudian dia melanjutkan kembali kegiatan mencorat-coretnya lagi. Sepertinya dia tidak terpengaruh dengan kedatangan cowok itu.
Pak kepala sekolah pun meminta izin kepada pak Andi untuk memperkenalkan cowok tersebut. “ anak-anak perkenalkan teman baru kalian, Rio. Dia adalah peserta pertukaran pelajar dari SMUN 1 yogyakarta. Dia akan menjadi teman sekelas kalian mulai hari ini selama sebulan.” Setelah mengatakan hal itu pak kepala sekolah mempersilahkan Rio duduk di bangku kosong yang bersebelahan dengan bangku Sinta.
Rio pun menuju ke bangku tersebut dan pak kepala sekolah meninggalkan ruang kelas. “hai, aku rio. Salam kenal ? “ sapa rio kepada Sinta. Sejenak Sinta memandang Rio, namun kemudian berpaling lagi ke buku pelajarannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. “ rio, cepat duduk di bangkumu karena bapak mau melanjutkan pelajaran kembali “,kata pak guru mengingatkan. Rio mulai menurunkan tas ranselnya dan memasukkan ke dalam laci meja, kemudian duduk di bangkunya tanpa mengatakan apa-apa kepada Sinta.
Rio merasa kalau Sinta tidak menyukai kehadirannya, karena selama pelajaran berlangsung Sinta tidak pernah sekalipun mengajaknya bicara. “ apakah ada yang salah dengan sikapku??” Tanya Rio dalam hati. Sambil memikirkan hal itu, bel istirahat berbunyi dan Sinta dengan sigap berdiri hendak pergi ke kantin. “ hei, apakah aku boleh ikut denganmu?? Karena aku ingin ke kantin dan melihat-lihat sekolah ini.” Kata Rio sebelum Sinta meninggalkan bangkunya. Namun sebelum Sinta menjawab pertanyaan Rio, para siswi di kelas itu mulai mengerumuni Rio dan menawarkan untuk menemani Rio berkeliling sekolah, sehingga akhirnya Sinta pun pergi dari ruangan itu.
Dengan semangat Sinta melangkahkan kakinya menuju kantin. Di sana sudah ramai dengan para siswa dan siswi yang berebut untuk membeli makanan. “ pak, baksonya satu donk “ kata Sinta kepada pak Kardiman (penjaga kantin sekolah), seraya berjalan menuju bangku yang kosong di sudut ruangan.
Sambil menunggu pesanannya datang, Sinta mengeluarkan handphonenya dan mulai sibuk bermain game. “ hai, boleh aku duduk di sini “ kata sebuah suara yang ternyata merupakan suara Rio. Namun Sinta malah mengacuhkan Rio dan melanjutkan bermain game. Tanpa persetujuan Sinta , Rio duduk dibangku sebelah Sinta. “ hmm, dengar-dengar kamu cukup terkenal ya di sekolah ini .”kata Rio memulai pembicaraan. “emangnya kenapa??apa urusan loe??”timpal Sinta tak bersahabat, tanpa menatap Rio. Mendengar kata-kata Sinta, Rio malah tersenyum. Dengan cepat Rio menangkap hp Sinta, dan memasukkannya ke kantong celananya. Sinta pun marah dan membentak Rio agar mau mengembalikan hpnya. Namun Rio malah tersenyum dan mengusap rambut Sinta, seraya keluar dari kantin. “ apa maksud tingkahnya tadi??” kata Sinta dalam hati sambil memperhatikan Rio yang pergi meninggalkannya, sedang hpnya masih di tangan Rio. Dengan berat hati akhirnya Sinta pun segera mengejar Rio ,hingga tiba di taman sekolah, dimana disana Rio terlihat tengah duduk disebuah bangku panjang di bawah pohon rindang. Begitu menyadari kehadiran Sinta ,Rio melambaikan tangannya sambil tersenyum dengan polosnya tanpa merasa bersalah sedikit pun pada Sinta yang telah diambil HPnya oleh Rio. “Mana HP ku??”bentak Sinta ketika ia telah berada di depan Rio. “duduk dulu…HP kamu aman kok “kata Rio sambil menarik tangan Sinta dengan paksa, hingga Sinta pun terduduk disamping Rio. Mendapat perlakuan seperti itu Sinta menjadi marah dan hendak membentak Rio, namun sebelum ia mengeluarkan sepatah kata pun Rio malah telah tiduran dipangkuan Sinta. Sinta pun kaget setengah mati sehingga dia malah bingung harus berbuat apa, anehnya melihat wajah polos Rio ketika tidur Sinta malah terdiam tanpa sepatah kata pun. Tanpa sadar Sinta tersenyum simpul melihat Rio sambil berkata dalam hati “ klo diperhatiin cowok ini manis juga”…”kenapa kamu tersenyum??terpesona ya dengan ketampananku???”kata Rio yang secara tiba-tiba membuka matanya. Karena kaget Sinta langsung berdiri sehingga membuat Rio terjatuh ke tanah. “aduh…….”kata Rio sambil memegang badannya yang terasa sakit akibat jatuh dari bangku. “ rasain, emang enak,hahaha”kata Sinta. “Sin, kamu manis kalau lagi tersenyum, neh Hp nya.Maaf ya kalau tingkah laku ku tadi membuat kamu kesal”kata Rio seraya berdiri kemudian menyerahkan Hp tersebut ke Sinta, lalu segera beranjak dari tempat itu dan meninggalkan Sinta seorang diri.
Malam harinya Sinta terus memikirkan kejadian tadi siang. Dia masih penasaran dengan tingkah laku Rio yang membuat dirinya bingung. “maksud dia apa sih???”kata Sinta kesal sambil memukul-mukul bantal gulingnya. Disaat Sinta masih sibuk dengan lamunannya tentang kejadian tadi siang, tiba-tiba Hpnya berbunyi. “siapa ya??”kata Sinta dalam hati ketika melihat ada nomer baru memanggil di Hpnya, dan tanpa piker panjang dia pun segera memencet tombol jawab. “ ini siapa ya??”kata Sinta. “Ini aku Rio. “kata seseorang yang menelponnya yang ternyata adalah Rio. “loh tau dari mana nomerku??”kata Sinta kaget. “maaf tadi waktu HP kamu ada padaku, aku sekalian nyatat nomer Hp kamu, tidak keberatan kan??”Tanya Rio. “hmm…i..iya gpp”jawab Sinta tergagap karena bingung mau jawab apa. “hmm..hari sabtu besok kamu ada acara???”Tanya Rio. “emangnya kenapa??”timpal Sinta. “hanya ingin lebih mengenal kamu saja” Kata Rio. Sesaat pipi Sinta terasa panas, jantungnya berdegup kencang. Maklum lah ini pertama kalinya ada cowok yang mengatakan hal itu padanya.Yaa setelah kejadian waktu itu disaan Sinta diputuskan oleh orang yang dia sayangi ketika dia masih duduk dibangku SMP. Setelah hari itu, Sinta tak pernah lagi terlihat dekat dengan seorang cowok. Baginya semua cowok itu sama saja, "habis manis sepah dibuang"katnya saat itu. “gak ah, aku gak mau”kata Sinta kemudian. “ya udah kalau tidak bisa tapi aku akan tunggu kamu sampai kamu datang. Besok tepat jam 7 malam aku tunggu di cafĂ© dekat rumah kamu. Aku yakin kamu akan datang “ kata Rio sambil memutuskan telponnya. “tut…tut..tut..”
“aku gak bakalan datang” teriak Sinta namun terlambat karena Rio telah memutuskan telponnya. “mau apa sih dia, nyebelin banget…pokoknya besok aku gak bakal datang titik…”kata Sinta.
keesokan harinya sekitar jam 18.30 malam Sinta kelihatan kebingungan, entah apa yang dia pikirkan. Sejak dari tadi mondar-mandir mulu di kamarnya sambil melihat-lihat jam dinding. oh iya hari ini kan Sinta ada janji dengan Rio. "buat apa aku mikirin ajakan dia??toh gak ada untungnya buat aku"gumam Sinta. Akhirnya Sinta pun membuka laptopnya dan asyik berchating ria dalam dunia maya. Tanpa terasa waktu terus berjalan..."uuh perutku laper.."kata Sinta sambil memegang perutnya. Seketika itu juga dia baru tersadar bahwa sekarang sudah hampir pukul 22.00 malam. Sinta pun mengambil jaket biru kesayangannya dan segera keluar untuk mencari makan . Dia pun masuk ke suatu mini market di samping rumahnya dan membeli beberapa buah roti isi keju. "jalan-jalan sebentar ah, sepertinya enak kalau makan di taman"kata Sinta dalam hati. Selama dalam perjalanan tiba-tiba saja Sinta terpikir dengan Rio, "apa mungkin dia masih menungguku ?"katanya. Dari tempat Sinta berdiri terlihat jelas cafe yang dimaksudkan Rio dalam telponnya kemarin. Karena penasaran akhirnya Sinta pun melangkahkan kakinya mendekati cafe tersebut. Semakin mendekati cafe tersebut Sinta pun semakin ragu, apakah dia harus menuju ke sana atau tidak. Bagaimana kalau sampai ketemu Rio?? pasti dia akan malu banget Cz Sinta kan udah wanti-wanti gak mau datang ke sana. "tapi gak mungkin ah dia masih di sana "kata Sinta yakin sehingga membuat dia semakin cepat melangkahkan kakinya. Begitu tiba di depan cafe tersebut , dia melihat ada tulisan gede di pintunya yang mengatakan bahwa "hari ini cafe libur". Sinta pun menghela napas panjang. "tuh kan? cafenya aja lagi libur, jadi mana mungkin Rio ada di sini. Ah kenapa sih aku sekarang berada di sini. Lagian udah jelas kan cafe ini begitu sepi tidak ada satu orang pun di sini"timpal Sinta agak kesal, tapi gak tahu mengapa dia harus kesal karena dia sendiri juga gak mau datang ke cafe itu sebelumnya. Ketika Sinta hendak melanjutkan langkahnya menuju ke taman, dia merasa ada seseorang yang menyentuh pundaknya. "ah....."teriak Sinta. Sesaat kemudian terdengar suara seorang cowok dari belakangnya dan sepertinya dia sangat mengenal suara itu. Mungkinkah ??? Secepat kilat Sinta membalikkan badannya dan tampak olehnya wajah Rio yang sedang tertawa terbahak-bahak karena reaksi Sinta tadi. Sinta pun bingung harus berbuat apa Cz dia kan sudah bilang tidak akan datang, tapi malah tetap datang ke cafe itu. Tanpa pikir panjang lagi Sinta pun segera bergegas hendak berlari untuk pulang ke rumahnya, namun belum sampai dia melangkahkan kakinya, Rio telah menarik lengannya dan memaksanya untuk masuk ke dalam cafe. Sinta tak bisa melawan sebab tenaga Rio ternyata sangat kuat, sehingga Sinta hanya bisa pasrah mengikuti langkah Rio. Sinta hanya dapat melongo melihat apa yang ada dihadapannya kini. Tampak olehnya sebuah ruangan cafe yang berhiaskan bunga dimana-mana dan sebuah meja berwarna putih dengan dua buah kursi terletak di tengah-tengah ruangan itu. Ditengah meja itu terdapat setangkai mawar merah yang ditaruh dalam vas bunga. Selain itu juga terdapat dua buah lilin dikedua sisi bunga itu. Tiba-tiba mata Sinta terbelalak karena dia mendapati selembaran kain berwarna merah tergantung didinding dan astaga, kalian tahu apa tulisannya ??? Disana tertuliskan "SINTA AKU CINTA PADAMU". Melihat tulisan itu tiba-tiba sekujur tubuh Sinta mulai diselimuti berbagai perasaan aneh, bingung, senang, terharu. Namun tetap saja Sinta hanya bisa terpaku dalam diamnya. "ayo,"kata Rio yang dengan tiba-tiba mengandeng tangan Sinta menuju ke meja ditengah ruangan itu. Tanpa bisa melawan Sinta pun mengikuti ajakan Rio, kini Sinta tidak dapat berkata apa-apa. Setelah mereka duduk dikursi yang telah disediakan, para pelayan cafe tersebut mulai berdatangan. Ada yang membawa makanan dan minuman, ada yang membawa biola dan bahkan anehnya ada juga yang membawa sebuah kue tart yang sangat besar. Kue tersebut berwarna merah muda dengan dihiasi krim dipinggirnya. Di atas kue itu terdapat sebuah lilin berbentuk hati dan disebelah kirinya terdapat sebuah lilin lagi berbentuk angka 17. Kue itu bertuliskan happy birthday Sinta. Sinta semakin tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia hanya terdiam membisu sambil menundukkan kepalanya. "Sin, kamu pasti kaget dengan semua ini. "kata Rio memulai pembicaraan dengan memegang tangan Sinta. "apakah kamu masih ingat dengan cowok bernama Andi ? yang telah memutuskanmu waktu kamu masih di SMP dulu ?"tanya Rio. "andi ? bagaimana kau bisa tahu?"Sinta malah balik bertanya. "cowok itu adalah aku dimasa lalu"kata Rio sambil menatap Sinta lekat-lekat. "apa maksudmu? sudah jelas dari segi tampang kalian jauh berbeda, apalagi dari segi fisik? andi kan orangnya pendek, sudahlah jangan membohongi aku. Sudah cukup penderitaanku selama ini. kalau kau mengundangku kesini cuma mau buat aku tersiksa lagi, lebih baik aku pulang sekarang."kata Sinta yang tiba-tiba segera berdiri dari kursi. Namun dengan sigap Rio malah menarik tangan Sinta agar kembali duduk di kursinya lagi. "please dengerin penjelasanku dulu"kata Rio. Akhirnya Sinta pun duduk lagi. " jadi ceritanya begini "kata Rio sambil mengenang masa lalu. "ketika kita masih di SMP dulu, aku menderita tumor ganas dan kata dokternya aku tidak akan bisa sembuh. Kata mereka tumor itu sudah menjamah seluruh tubuhku, sampai wajahku pun telah dijamah tumor tersebut, sehingga aku sangat bingung harus bagaimana. karena itu aku langsung memutuskanmu tanpa alasan yang jelas. aku takut nantinya kau akan menderita karena aku. tapi ternyata semenjak aku memutuskanmu, kau menjadi seorang gadis yang pemurung dan tidak pernah mau bersama seorang cowok lagi. aku mendengar hal itu dari temen-temanmu. aku semakin bingung harus berbuat apa, hingga suatu hari ayahku mendapat kabar bahwa di jepang telah muncul teknologi baru yang dapat menyembuhkan penyakit tumor, yaa memang sih belum ada yang bisa memastikan apakah teknologi itu dapat menyembuhkan aku atau tidak, karena teknologi itu belum pernah di uji coba pada manusia, namun aku bersikeras tetap ingin mencobanya. akhirnya tumorku pun dapat diangkat dan sebagai gantinya wajahku harus di operasi plastik. Setelah itu aku pulang ke indonesia dengan wajah baruku dan aku mengganti namaku menjadi Rio. aku mencarimu ke rumahmu, tapi aku tidak menemukanmu. aku putus asa, makanya aku pun melanjutkan sekolahku di bandung. kali aja suatu hari aku bisa bertemu denganmu lagi,dan akhirnya hal itu menjadi kenyataan disaat aku mendapat penghargaan untuk mewakili sekolahku dalam pertukaran pelajar, aku menemukanmu disini. saat melihatmu aku benar-benar bahagia. akhirnya aku bisa bertemu denganmu lagi. "kata Rio menjelaskan kepada Sinta. "seenaknya saja kau berbuat begitu padaku, aku sangat menderita karenamu. aku tetap tidak bisa menerimamu lagi."kata Sinta yang segera meninggalkan Rio dan segera berlari menuju rumahnya. Sejak kejadian itu, Sinta terus menyuekin Rio. bahkan walaupun mereka duduk bersebelahan tetap saja Sinta tidak mau menegur Rio atau pun menanggapi apapun yang dikatakan oleh Rio. Suatu pagi yang cerah, disaat mereka sedang menerima pelajaran pak kepala sekolah masuk ke ruang kelas. "dek Rio, tolong ikut bapak sebentar"kata pak kepala sekolah yang kemudian meninggalkan ruangan kelas diikuti Rio. "ada apa ya??"kata para siswa berbisik-bisik. "tenang anak-anak"kata bu guru yang mengajar saat itu. Para siswa pun terdiam kembali. Tiga puluh menit kemudian Rio kembali dengan wajah agak sedih, setiba dibangkunya dia terus memandang Sinta. Namun seperti biasa dengan angkuhnya Sinta memalingkan wajahnya. Esok harinya Rio tidak masuk sekolah, hal ini membuat Sinta bingung. ada apa dengan Rio ??tanya sinta dalam hati. Seperti hari sebelumnya, pak kepala sekolah pun datang ke kelas Sinta, dia mengatakan bahwa mulai hari ini Rio sudah tidak bersekolah di sana lagi. Mendengar hal itu Sinta bagai kan seperti disambar petir. Terlintas wajah Rio yang sedang tersenyum dibenak Sinta. Tanpa sadar Sinta berkata "apakah Rio akan balik ke bandung hari pak??"tanya Sinta. Seisi kelas nampak kebingungan melihat reaksi Sinta yang tidak biasanya itu. "iya..dia sudah berangkat sejak tadi pagi dengan pesawat keberangkatan jam 5. mungkin sekarang sudah tiba di bandung"jelas pak kepala sekolah. Sinta pun terpaku sambil menatap kursi bekas tempat duduk Rio, sambil membayangi kalau Rio berada disana. Tanpa terasa air mata Sinta berderai tak tertahankan. Para siswa pun menjadi bingung harus berbuat apa. Tiba-tiba Sinta pun membereskan tas sekolahnya dan berkata "maaf bu,sepertinya saya kurang enak badan "kata Sinta yang langsung saja keluar dari kelas dan memanggil taxi agar diantarkan ke rumahnya. Setibanya di rumah Sinta langsung mengurung diri di kamarnya, dia pun segera membuka dompetnya dan memandangi wajah seseorang disana. Dia memandangi wajah andi yang terdapat dalam selembar foto. Ternyata sampai hari ini pun Sinta masih menyukai Andi, yang kini telah berganti nama menjadi Rio. Tanpa pikir panjang lagi, dia pun segera menelpon nomer yang dipakai Rio tempo hari untuk menelponnya, namun ternyata nomer itu sudah tidak aktif lagi. Air mata Sinta pun kini tidak dapat terbendung lagi, Sinta pun menangis terisak-isak di tempat tidurnya hingga ia tertidur lelap. Setelah hari itu Sinta tidak menampakkan batang hidungnya di sekolah, kata orang tua sih dia sedang sakit.
Disebuah taman, dibawah pohon yang rindang tampak seorang gadis yang sedang termenung seorang diri. gadis itu terlihat begitu sedih. yaa dia adalah Sinta. Setiap hari dia ke taman itu. Saat itu dia terlihat sedang menatap ke arah langit, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu. Tapi apa??? tatapannya kosong...hingga..."hay, gadis manis. Boleh aku temani??"tanya sebuah suara yang membuyarkan lamunan sang gadis. Pemuda tampan itu kini berada di depan sang gadis, dengan tatapan hangat dia memandangi Sinta. Tanpa kata, tanpa memejamkan mata. Begitu pula sebaliknya, Sinta juga menatap pemuda itu tanpa berkata sepatah kata pun. Tanpa sadar air matanya pun berderai tak tertahankan. "Rio"kata Sinta yang langsung memeluk pemuda yang berada dihadapannya itu, yang ternyata adalah Rio, orang yang sangat disayanginya. "Rio, aku cinta padamu"kata Sinta dengan tetap memeluk Rio. "iya, aku tahu. aku janji tidak akan meninggalkanmu lagi. aku sudah mengurus surat pindah ke sekolahmu. jadi mulai sekarang kita akan terus bersama selamanya "kata Rio yang juga memeluk Sinta dengan sangat erat.



gimana ceritanya???hmmm aku bingung neh mau ngasih judul apa..maklum masih baru belajar nulis,hehehe...tolong saran dan kritiknya ya??? plus saran tuk judulnya donk :)
                             

salam distiwan





0 comments:

Post a Comment